“Dan hendaklah ada di antara
kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf
dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung” (Q.S. Ali
Imran [3]: 104).
Apakah Anda pernah memikirkan, kenapa Anda saat
ini berada dalam kelompok yang menjunjung Quran dan Sunnah? Tidak seperti orang
lain yang bergelimang kekeliruan dalam beribadah (bid’ah). Atau, lebih
fundamental dari itu, apakah Anda pernah memikirkan kenapa saat ini Anda
beragama Islam sedangkan orang lain beragama selain Islam?
Tahukah Anda, apa wasilah keberadaan Anda saat
ini di kelompok Quran-Sunnah? Jawabannya adalah dakwah. Ya, dakwah merupakan
wasilah selamatnya seseorang dari kekeliruan dan kesalahan akidah, ibadah dan
akhlak. Melalui dakwah, Anda diarahkan bagaimana hidup yang benar. Melalui
dakwah Anda dibimbing bagaimana ibadah yang tidak salah. Sekali lagi, dakwah
itu adalah upaya menyelamatkan umat agar tidak salah dalam hidup di dunia ini.
Dakwah pula lah yang menjadi wasilah negara
kita, Indonesia, menjadi negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Seandainya
orang-orang Gujarat hanya berdagang saja di Indonesia, maka tidak akan ada
Islam Indonesia. Tetapi, Allah menakdirkan para pedagang dari India dan Arab
yang datang ke Indonesia sekitar abad ke-7 Masehi, berdakwah di sela-sela interaksi
dengan penduduk Indonesia. Maka, wasilah dakwah mereka, saat ini kita beragama
Islam.
Demikianlah dakwah. Upaya yang sakral untuk
menyelamatkan manusia dari kekeliruan hidup dan kesalahan ibadah. Sebuah usaha
agar manusia menjadi selamat hidupnya di dunia dan akhirat kelak.
Definisi
Dakwah
Dakwah
berasal dari kata berikut:
دَعَا – يَدْعُو – دُعَاءً و دَعْوَةً
Artinya
mengajak, memanggil, memohon, berdoa, menyeru. Seperti dalam sebuah ayat
dinyatakan:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ
الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ
Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
(Muhammad) tentang Aku, maka jawablah bahwa sesungguhnya Aku ini sangat dekat.
Aku akan mengabulkan permohonan orang yang memohon kepada-Ku, jika ia
memohon kepada-Ku. Maka, penuhilah Aku dan berimanlah kepada-Ku supaya mereka
memeroleh kebenaran. (Q.S.
al-Baqarah [2]: 186).
Istilah dakwah dialamatkan untuk segala upaya
yang disengaja dan direncanakan secara sistematis dalam rangka mengajak,
membimbing dan mengarahkan manusia ke jalan Allah menuju keselamatan hidup
dunia-akhirat, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan (keteladanan); baik
oleh sendiri maupun sekelompok orang (organisasi).
Hukum Dakwah
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa dakwah hukumnya
fardlu kifāyah. Kewajiban dakwah dibebankan kepada yang memiliki
kapabilitas (kecakapan, kemampuan). Dalam arti lain, umat Islam akan berdosa
seluruhnya ketika tidak ada seorang pun yang berdakwah, menyeru dan mengajak
manusia agar masuk ke dalam Islam secara benar. Umat tidak akan berdosa, ketika
ada seseorang atau lebih bahkan kelompok yang memiliki perhatian terhadap
dakwah Islamiyah atau dakwah Quran-Sunnah.
Namun, pada intinya dakwah hukumnya wajib bagi
setiap muslim. Tentunya wajib yang disesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki
setiap orang.
Jika Anda mampu berdakwah dengan lisan, seperti
ber-tabligh, maka berdakwahlah dengan kemampuan tabligh! Asahlah
metodologi dakwah lisan yang efektif sehingga umat mengerti dan memahami Islam
secara benar!
Jika Anda mampu berdakwah dengan tulisan
seperti dakwah dengan buku, majalah, atau buletin, maka berdakwahlah dengan
buku, majalah, buletin atau media cetak lainnya! Kembangkan skill
kepenulisan Anda! Ini adalah demi dakwah, bukan prestise. Dan, hanya Allah lah
yang akan memberikan reward atas usaha dakwah ini, bukan manusia.
Jika Anda belum berkapasitas dalam dakwah
dengan lisan ataupun tulisan, maka dakwah dengan perbuatan adalah kewajiban dan
pilihan yang tepat. Caranya sangat mudah, amalkanlah ilmu yang didapat hasil
dari pengajian, baca buku, atau bertanya. Jika di pengajian, Anda mendapatkan
ilmu bahwa sesama muslim itu bersaudara, maka jagalah kehormatan sesama muslim!
Bukan malah menjelek-jelekkannya di hadapan orang lain (ghibah). Perbuatan Anda
menjaga kehormatan sesama muslim ini termasuk ke dalam upaya dakwah. Menunjukkan
Islam dengan teladan.
Keuntungan Dakwah
Keuntungan yang akan didapat oleh para
pendakwah adalah mendapat pahala melimpah ruah. Darimanakah pahala itu didapat?
Berdasarkan hadits Rasulullah yang shahih, pahala itu didapat secara autodebit
alias otomatis masuk ke “rekening” amal tanpa beramal.
Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى
خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Siapa
saja yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan (dakwah), maka ia akan mendapat
bagian pahala seperti orang yang mengerjakannya. (H.R.
Muslim).
Jika Anda berdakwah kepada seseorang tentang
cara wudhu yang benar misalnya, kemudian orang tersebut setiap kali berwudhu,
wudhunya sesuai dengan yang Anda ajarkan, maka Anda akan mendapat bagian pahala
dari orang tersebut setiap kali ia beramal tanpa mengurangi pahalanya. Ini
kepastian dari Rasulullah saw..
Maka, agar pahala melimpah ruah, mari
senantiasa berdakwah dengan dakwah yang kita mampu.
Kaidah-Kaidah
Dakwah
Dalam
berdakwah kita harus memerhatikan kaidah-kaidah berikut:
Pertama,tidak
ada paksaan dalam agama Islam. Maka, para pendakwah tidak boleh memaksa
melainkan berperan sebagai “staf marketing”. Tugas utamanya adalah meyakinkan
orang untuk masuk agama Islam atau meyakinkan agar konsisiten dalam Quran dan
Sunnah Rasulullah saw..
Kedua,
berdakwah itu perlu kesabaran yang kuat. Nabi Nuh a.s., dijelaskan dalam
al-Quran bahwa beliau berdakwah kepada umatnya selama 950 tahun. Namun, hasilnya berbanding
terbalik dengan usahanya. Nabi Nuh hanya mendapatkan pengikut yang sedikit
dibanding lamanya dakwah.
Nabi
Ibrahim berdakwah kepada orang tuanya dan raja diktator, Namruz. Apa yang
terjadi, beliau malah dibakar hidup-hidup. Namun Allah menghendaki api yang
mengulum Nabi Ibrahim tidak bisa menghanguskannya.
Nabi Musa pun berdakwah kepada Fir’aun, ayah
angkatnya, sekaligus sebagai penguasa yang memproklamirkan diri sebagai tuhan
yang tinggi. Akibatnya, beliau harus menghadapi tukang sihir Fir’aun dan harus
dikejar-kejar oleh tentara Fir’aun.
Banyak lagi kisah dakwah nabi
dan rasul yang berliku
dan berintangan hebat. Namun, mereka
memiliki kesabaran yang kuat. Maka, para pendakwah pun semestinya memiliki kesabaran
yang kuat dalam berdakwah.
Ketiga, berdakwah itu harus bijaksana, menggunakan
bahasa yang baik, sehingga mad’u (yang didakwahi) merasa tertarik dengan
isi perkataan si pendakwah tersebut.
Keempat,
dakwah itu memudahkan tidak menyulitkan. Dakwah itu
memberi
kabar gembira dan bukan membuat orang menjadi muak dan lari menjauhi agama.
Kelima, dakwah itu harus sesuai dengan tingkatan
kemampuan mad’u. jangan sesekali ketika berdakwah di sebuah desa
menggunakan bahasa-bahasa intelek yang biasa digunakan oleh akademisi. Ini
menghambat dakwah.
Keenam, berdakwah
itu gradual (bertahap). Seorang pendakwah hendaknya tidak buru-buru dalam
menyampaikan dakwahnya. Bertahap saja. Quran pun diturunkan kepada Rasulullah
saw. secara bertahap. Tidak sekaligus.
Penutup
Begitu pentingnya dakwah, sehingga setiap
muslim perlu memikirkan strategi yang efektif agar dakwah pun menjadi efektif.
Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak berpartisipasi dalam dakwah, baik
paritipasi secara langsung menjadi subjek dakwah maupun partisipasi dalam
pengadaan kebutuhan-kebutuhan dakwah.
Semoga dengan dakwah yang efektif, Islam masih
membumi, Quran-Sunnah masih diminati. Pada akhirnya, dakwah merupakan salah
satu bentuk amal saleh yang akan mendapat perhatian dari Allah swt..
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...