Istri dan Anakku. Subhanallah...

Dunia itu perhiasan. Dan, perhiasan yang paling indah adalah istri yang salehah. Menikahlah, jika Anda menghendaki surga dunia.

Training Jurnalistik

Menyampaikan pelatihan menulis bertajuk "Seni Menulis Artikel" di hadapan santriwati PPI 67 Benda Tasikmalaya.

Berseminar

Sedekah itu Luas. Jika Anda punya ilmu, sedekahkan ilmu Anda, niscaya bertambah berkah.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 31 Maret 2011

Novel Pembangun Jiwa

Bismillah...
Sobat, ana rekomendasikan novel-novel islami di halaman postingan ini. Silahkan antum download kalau berminat. Harga: ..........GRATIS..........

Rabu, 23 Maret 2011

April Mop: Hari Dimana Umat Islam Dibantai

Maret akan segera usai. Bulan April menjelang. Ada suatu kebiasaan jahiliah yang patut kita waspadai bersama sebagai seorang Muslim; 1 April sebagai hari April Mop. April Mop sendiri adalah hari di mana orang-orang diperbolehkan menipu dan berbohong kepada orang lain. Tapi tahukah Anda apakah April Mop itu sebenarnya?

Sejarah April Mop
Sebenarnya, April Mop adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan umat Islam Spanyol oleh tentara salib yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Sebab itulah, mereka merayakan April Mop dengan cara melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan belaka.

Selasa, 22 Maret 2011

Bahan Bakar Aktivitas


Salah satu faktor pendorong suksesnya aktivitas adalah fullspirit. Yap... benar! "FULLSPIRIT". Tanpa semangat berapi, aktivitas akan berjalan alot. Kita bisa ilustrasikan dengan sebuah mobil. Mobil bisa melaju karena memiliki energi yang berasal dari bahan bakarnya. Sebagus apapun atau seberapa mahal pun sebuah mobil, jika tidak diberi bahan bakar, ya... mana mungkin bisa melaju. Kalau tidak bisa melaju, ya... mana mungkin akan sampai pada tempat tujuan. Betul, nggak?
Pun dalam aktivitas keseharian, kita akan segera sampai ke tempat tujuan asalkan bahan bakarnya tetap fulltank alias semangat tak fall down. Kalau begitu, tugas kita adalah selalu mengecek bahan bakar dalam beraktivitas. Jika hampir habis, full-kan kembali. Jika telah habis, isi dengan bahan bakar semangat yang baru.
Paradigma mengenai seberapa pentingnya sesuatu yang akan atau sedang dikerjakan akan memberi dampak pada bensin semangat. Semangat yang ada pada diri kita mau tidak mau bersifat fluktuatif alias pasang-surut. So, kita harus benar-benar tahu bagaimana tingkat kepentingan pekerjaan yang akan atau sedang dikerjakan agar termometer semangat tidak minus.
Di sini lah kita perlu memiliki skala prioritas. Pisahkan rencana atau program harian, mingguan, dwi mingguan, bulanan, triwulan, semester, dsb., kemudian masukkan masing-masing program ke dalam skala biasa, penting, sangat penting, atau paling penting. Alhasil, kita akan mengetahui, manakah yang mesti terlebih dahulu dijalankan plus dengan kualitas bahan bakarnya yang tinggi.
Tetapi, bagaimanapun skala prioritasnya, bensin semangat harus tetap full. Jika tidak, ya... alot. Yang seharusnya bisa diselesaikan dalam 1 hari, ini diselesaikan dalam 3 hari. Yang seharusnya dapat dirampungkan dalam 1 minggu, malah menghabiskan waktu dua minggu. Masih ingat, kan, prinsipnya? Kalau bisa dipercepat, kenapa harus diperlambat? Kalau bisa diperlambat, ya tetap dipercepat.

Alasan Semu

Sudah menjadi fitrah bahwa manusia punya rasa malas. Malas bekerja, malas membaca, malas belajar, malas kuliah, malas mengaji, malas kajian, dan malas-malas yang lainnya. Rumusnya adalah manusia tanpa rasa malas hidupnya tak akan terasa hidup. Aku malas karena aku ini hidup, kalau kita udah ada di liang lahat, ya... pasti nggak akan ngerasain malas. Betul ga... gak percaya??? Coba aja sendiri...!!!
Di pinggirnya rasa malas ada suatu kata yang hampir mirip. Memangnya ada kata yang hampir sama dengan malas? Lho... ya ada, Mas. Kata yang hampir mirip dengan malas itu adalah alasan semu. Ah... nggak ngerti! Jelasin dong!
Emh... gini, terkadang kita berhenti beraktivitas seperti biasa dengan alasan rehat dulu, istirahat dulu, memulihkan tenaga dulu, dan ... dulu yang lainnya. Jika ada pertanyaan, "Kenapa kamu nggak kuliah?" Jawabannya sangat sederhana, "Aku mau istirahat dulu." Jika ada pertanyaan, "Kenapa kamu nggak ikut belajar bersama?" Jawabannya adalah, "Aku ingin memulihkan tenaga dulu."
Oke lah, istirahat, rehat, ataupun yang lainnya juga sangat penting, tetapi semua itu akan menjadi sesuatu yang negatif jika dilakukan terlalu lama. Rehat itu cukup beberapa saat saja, kemudian segera beraktivitas kembali. Kalau terlalu lama, itu sama saja namanya dengan malas. Kecuali jika kamu sedang sakit. Ya... tunggu sampai  sembuh total dulu, baru kamu beraktivitas lagi. Ingat, malas itu tidak ada dalam kamus orang-orang sukses. Mereka senantiasa enerjik, powerfull, spirit, dan senang beraksi positif. Jadi, rehat yang terlalu lama itu adalah malas yang dimanipulasi atau diperbaiki atau lebih pasnya alasan semu.
Nah, di antara kita banyak yang tertipu dengan alasan semu ini sehingga pekerjaan atau aktivitas menjadi terhambat. Yang lain sudah gigi empat, ini masih gigi satu. Ya... kapan sampainya. Obsesi hidup sukses itu harus diwarnai dengan sikap ekstra atau serba cepat tapi harus tepat. Apa gunanya cepat kalau nggak tepat. Yang ada hanyalah sampai di garis finish, tapi salah garis. Seharusnya tiba di garis finish balap motor, lha... ini garisnya garis balap karung.

Kritik Pedas v.s. Kripik Pedas


Manusia itu tidak selamanya benar dan tidak selamnya salah. Berbeda dengan malaikat yang senantiasa benar tidak pernah berbuat dosa. Begitu juga setan yang selalu berbuat maksiat kepada Allah.
Manusia memiliki dua potensi, yaitu benar dan salah. Dua potensi yang dimiliki manusia tersebut akan senanatiasa saling berebut di dalam pikiran dan sikap. Oleh karena itu, kita selaku manusia hendaknya menjaga pikiran dan sikap yang benar serta berusaha meninggalkan apapun yang salah.
Dalam kehidupan, benar itu tak jadi masalah. Yang jadi masalah adalah kesalahan. Itu yang menyebabkan kebencian, baik benci dari Allah atau pun dari manusia. Di saat kita sedang salah, tentunya hal terbaik adalah segera menyesali dan meminta maaf. Betobat jika salahnya kepada Allah, dan meminta maaf jika salahnya kepada sesama kita. Rasulullah sendiri pun menyatakan bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa. Sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertobat.
Tetapi dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita lepas kontrol. Yang salah dianggap benar dan yang benar dianggap salah. Oleh karena itu, di sinilah manfaat bersosialisasi, kita mengontrol diri sendiri juga kontrol terhadap orang lain. Begitu juga dengan teman kita, mereka mengontrol diri mereka sendiri sekaligus mengontrol teman lain termasuk kita.
Saling kontrol. Itulah kata kuncinya, kita sering menyebutnya dengan kritikan. Kritik itu walaupun kita rasa tidak mengena, tapi manfaatnya luar biasa. Kita bisa belajar dari kritikan orang. Misalnya, kita dikritik orang bahwa bicara kita kasar tidak mengenakkan hati yang mendengar. Maka, manfaatnya adalah kita belajar atau mengontrol bicara kita untuk tidak kasar.
Jika kritikan itu tidak mengena, misalnya dikritik bahwa kita ini pelit, padahal kita merasa suka berbagi ilmu, sedekah kepada fakir miskin, murah senyum, dll., sikap kita jangan naik pitam. Justru hal tersebut bisa dijadikan pelajaran yang lebih berharga bahwa kita yang merasa sudah menderma harus lebih menderma lagi buktinya masih ada orang yang berkata bahwa kita ini belum dermawan tapi masih "pelitwan".
Krtik pedas itu tidak sama dengan kripik pedas. Jika kita banyak makan kripik pedas, maka yang akan kita dapatkan adalah sakit perut atau panas dalam. Jika kita banyak makan kritik pedas, maka pikiran dan sikap kita akan penuh dengan gizi baik. Artinya, pikiran dan sikap kita akan terkontrol.

Senyum itu Tidak Sulit



Tidak akan rugi jika kita tersenyum manis. Pada teman, orang tua, guru, bahkan pada musuh sekalipun. Senyum itu ibadah yang paling mudah. Begitulah kata Raihan. Melihat orang tersenyum lebih enak daripada melihat orang yang mukanya kusut cemberut. Betul, kan?
Sobat, senyum kita bisa menjadi obat bagi saudara kita yang membutuhkan perhatian. Mengucapkan salam kemudian jabatan tangan akan lebih sempurna bila diringi dengan muka yang cerah akibat senyuman merekah yang lahir dari bibir kita. Seneng banget, jika sedang berkomunikasi dengan orang yang murah senyum. Walaupun sedang punya masalah, rasanya problem tersebut sedikit tersapu dengan senyumannya yang indah.
Tapi ingat... kita jangan berdiri di perempatan, lalu melipatkan tangan ke belakang, terus kamu senyum pada tiap orang yang lewat. Ada yang lewat, senuym. Ada yang lalu dihadapan, senyum. Hati-hati, ntar dianggap OGB lagi... alias orang gila baru. He...he...he....
Intinya, marilah kita tersenyum manis. Dalam keadaan apapun, sedih ataupun gembira, senyum itu jangan sampai hilang dari muka kita. Mukamu jelek jika tak pernah senyum. Malah temprament atau mudah marah atau juga kamu pelit senyum. Akibatnya, orang nggak mau atau kurang suka bergaul denganmu. Alasannya, nggak fair. Sulit senyum. Jika sedang berkomunikasi, bukan dua arah, yang ada adalah malas ngomongnya juga.

Mutiara di Dasar Hati


Manusia itu tempat tinggal salah dan lupa. Salah dan lupa merupakan bagian dari sosok makhluk yang memiliki akal dan pikiran serta hati yang tidak dimiliki oleh makhluk apapun. Kesalahan yang dilakukan akan berbekas noktah di dalam hati. Jika noktah-noktah tersebut dibiarkan terus menempel di hati, lama kelamaan hati ini akan penuh dengan titik hitam sehingga jika ada suatu hal positif mengetuk hati, pintu hati sangat sulit menerimanya karena saking banyaknya dosa dan maksiat.
Islam sangatlah memahami keadaan manusia tersebut sehingga Rasulullah saw. menyatakan bahwa, orang bersalah yang paling baik adalah mereka yang bertobat, menyesali perbuatan yang telah dilakukannya saat ia khilaf.
Allah swt. akan selalu terbuka bagi hamba-Nya yang berlumuran dosa lalu ia mau bertobat. Bahkan, meskipun dosanya itu sebanyak buih di lautan, Allah tetap Maha Pengampun bagi siapa saja yang ingin kembali ke "pangkuan"-Nya.
Di dalam hati yang sudah pekat lebam, masih ada mutiara hitam yang belum tersingkap. Harta karun tersebut akan ditemukan setelah kita menjalani rute yang benar pada peta kehidupan. Peta tersebut tiada lain adalah sunnah Rasulullah saw.. Artinya, jika kita mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan pola dan uswah Rasulullah, maka mutiara pun akan tersingkap dengan mudah, hati menjadi bening sebening embun pagi yang bersandar di dedaunan. Mutiara itu adalah kebahagiaan hakiki dunia-akhirat.
Mari jadikan hidup sebagai ibadah. Seluruhnya, tidak tiga perempat, setengah, apalagi seperseratusnya. Minum saja harus menjadi ibadah di hadapan Allah swt.. Caranya, ya jangan minum sambil berdiri dan jangan menggunakan tangan kiri. Cara berjalan pun harus berilai ibadah. Ya, saat berjalan tidak angkuh, tidak melihatkan muka yang masam, menjaga hak-hak mata, ghadhul bashar alias menjaga pandangan, dsb.. We'll be best for everytime....

Life is Choide


Ada baik, ada buruk. Ada hitam, ada juga putih. Ada benar, ada pula salah. Begitulah hidup di dunia yang fana ini, penuh warna. Kita hanya bisa memilih, mau baik atau buruk? Pilih benar atau salah? Jadi pembelajar atau pemalas? Hidup itu pilihan, men...!!!
Allah pun menyatakan bahwa, jika kita mau beriman, ya, berimanlah 100%. Jika kita mau kafir, ya, kafirlah 100%. Tapi bukan berarti Allah ngijinin kita kafir, Allah hanya menawarkan mau iman atau mau kafir? Gitu aja kok repot? Tentunya setiap yang kita lakuin ada konsekuensinya dong...!!! Jika iman plus amal saleh berarti apresiasinya surga Allah, jika kafir berarti murka Allah.
Dipilih... dipilih... dipilih...!!! Yang mau shalat silahkan shalat, yang nggak mau, nggak maksa kok. Yang mau sedekah ikhlaslah sedekahnya. Yang mau pelit nggak apa-apa, Allah musuhmu. Yang mau pintar, silahkan belajar dengan giat. Yang nggak belajar, ke laut aja, biar dimakan hiu. He... he....
Sobat, kita mengenal ada istilah kausalitas atau sebab akibat. Sesuatu yang terjadi pasti ada penyebabnya. Tidak ada asap jika tidak ada api, begitulah pribahasa mengatakan. Nah, di Islam pun tidak beda. Jika kamu ingin berakibat disayang Allah, diberi pahala yang sangat banyak, maka kamu harus lakuin dulu penyebabnya. Lantas apa penyebabnya? Yang pasti, kamu harus menabung di lumbung amal sekecil apapun. Ingat, setiap amal bajik sekecil apapun itu, akan diganjar oleh Allah dengan pahala yang berlipat ganda.
Sebaliknya, jika kamu tak takut neraka, ya suka-suka kamu aja. Mau mabok kek, mau judi kek, mau dugem kek, mau zina kek, mau ugal-ugalan kek, terserah... up to you... asal kamu siap menanggung resiko dunia-akhiratnya. Kamu mesti tau, ada ayat al-Quran yang berbunyi, "Waman ya'mal mitsqaala dzarratin syarran yaraahu.", siapa saja yang mengerjakan suatu keburukan sebesar dzarrah pun niscaya ia akan melihat (merasakan) balasannya. Ih... na'udzubillah!!! Dzarrah ditafsirkan dengan benda-benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Oke, Sobat, gitu aja, ya? Semoga kita senantiasa memilih pilihan yang baik, yaitu hal-hal positif, hal-hal yang bermanfaat, dan hal-hal yang menyebabkan diri kita diridlai oleh Allah, dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang akan menghuni surga-Nya, amiin....