Selasa, 22 Maret 2011

Proud Be A Moslem


Aku bangga menjadi seorang muslim. Azamkan kalimat tersebut di dalam hatimu. Lalu siram dengan ketulusan karena Allah. Beri pupuk akhlaqul karimah. Maka, akan kuncuplah bunga-bunga amaliah yang shalih dan pada akhirnya semua akan diganjar dengan kenikmatan dan kebahagiaan yang sebenarnya di dunia sampai ke akhirat.
Kawan, banggakah kamu terlahir sebagai seorang muslim? Banggakah kamu bertuhankan Allah? Banggakah kamu memiliki uswah Rasulullah? Banggakah kamu memunyai kitab suci Al Quran? Banggakah kamu dengan tuntunan Islam?
Mari evalusai diri dengan jujur! Ketika kamu dihadapkan pada dua hal antara pengajian dan mojok sama temen di mall, kamu pilih mana? Ketika kamu diajak ta’lim dan secara bersamaan ada konser musik band papan atas nasional, kamu mau ke mana? Pada suatu saat kamu diundang ke acara tasyakur bin ni’mah dan temanmu yang lain mengundangmu ke havingfun party, kamu memenuhi undangan yang mana?
Jika kamu bangga dengan label diri sebagai muslim, kamu pasti lebih memilih pengajian daripada harus mojok di mall rame-rame. Kamu akan berangkat untuk ta’lim ketimbang ke konser musik yang buang-buang waktu itu. Kamu juga akan memenuhi undangan tasyakuran dibanding ke party tadi.
Tapi, jika sebaliknya, kamu lebih memilih mojok di mall, konser musik band, dan party, berarti kamu tengah menunjukkan sikap ketidakbanggaan sebagai seorang muslim. Sikap inilah yang justru akan menghancurkan identitas dirimu sebagai muslim. Cuma label doang yang bagus, padahal komposisinya nihil. Kemasannya minuman susu, tetapi isinya bermelamin, so pasti akan membahayakan bagi kesehatan tubuh. KTP-nya beragama Islam, tapi hatinya bangga dengan gaya hidup yang bebas dari nilai-nilai agama (free value of religion). Ngakunya umat Rasulullah, tapi idolanya bukan Rasulullah, malah bandplayer, artis, bintang film, ilmuan non-muslim, dll.. Al-Islamu mahjubun bil muslim. Perkembangan Islam dihalangi oleh orang Islam sendiri. Exactly jika ungkapan tersebut ditujukan untuk fenomena di muka.
So, agar agama tercinta ini berkembang dan melebarkan sayapnya, berbanggalah menyandangnya. Tetaskan kebanggaanmu menjadi aplikatif dengan sikap dan prilaku yang sesuai dengan pola-pola kehidupan berdasarkan Al Quran dan Sunnah Rasul-Nya yang mulia.
Jika kamu lebih senang shoping padahal bukan untuk kebutuhan yang sifatnya primer bahkan sekunder sekalipun, mendingan tabungin aja uangnya dan tunaikan infaqnya biar hartamu menjadi bersih dan jiwamu menjadi suci.
Kalau kamu lebih happy dengan nongkrong pinggir jalan sambil ngegonjreng gitar tak karuan, mulai sekarang persediaan waktu untuk nongkrong tersebut lebih bermanfaat jika digunakan untuk kajian, biar ilmumu bertambah banyak.
Bila kamu sebagai seorang gadis enjoy dengan pakaian-pakaian minim, superketat, transparan, melihatkan sekwilda alias -afwan ya- sekitar wilayah dada, let’s change it dengan pakaian-pakaian gaul ala Islam, yakni yang nutup aurat dari ujung rambut hingga ujung kaki kecuali yang boleh nampak (wajah dan telapak tangan).
Satu lagi, jika kamu bangga dengan Islam, tunjukkanlah semangatmu dalam beraktivitas positif terutama yang terkait dengan kegiatan-kegiatan keislaman di Rohis, Irema, Kohati, dll.. Semangatmu adalah modal awal demi tegaknya agama tercinta ini. Semangatmu adalah bahan bakar untuk menggerakan roda-roda Islam menuju kejayaan.
Intinya, kamu kudu bangga terlahir sebagai seorang muslim, karena umat Islam adalah umat terbaik sepanjang masa. Allah swt. berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110).
Untuk menjadi umat terbaik sebagaimana ayat tersebut, syarat-syaratnya adalah, pertama, menyuruh kepada yang ma’ruf, yaitu kebaikan yang bersifat normatif secara kemanusiaan dan juga agama. Seperti santun dalam berbicara, saling membantu, bekerjasama, salang menghargai, dll..
Kedua, men-taghyir atau menghilangkan kemunkaran, yakni perbuatan yang dipandang buruk dan tidak pantas untuk dilakukan, misalnya, meninggalkan salat dengan sengaja, durhaka kepada ortu, berbohong, dll..
Ketiga, syarat agar menjadi umat terbaik adalah beriman kepada Allah dengan segala konsekuensinya. Iman itu terdiri dari 3M, yaitu mengakui, membenarkan dan mengamalkan. Iman kepada Allah berarti mengakui bahwa Allah sebagai yang haq untuk diibadahi, membenarkan ketuhanan dan aturan-aturan Allah, serta menyatakan keimanan tersebut dengan wujud amal ibadah dan akhlaq yang mulia dihadapan manusia.
Berani menjadi umat terbaik…??? Berbanggalah dengan labelmu sebagai muslim dan tetaskan kebanggaanmu dengan amal-amal shalih! Allahu akbar…!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...