Selasa, 22 Maret 2011

Mutiara di Dasar Hati


Manusia itu tempat tinggal salah dan lupa. Salah dan lupa merupakan bagian dari sosok makhluk yang memiliki akal dan pikiran serta hati yang tidak dimiliki oleh makhluk apapun. Kesalahan yang dilakukan akan berbekas noktah di dalam hati. Jika noktah-noktah tersebut dibiarkan terus menempel di hati, lama kelamaan hati ini akan penuh dengan titik hitam sehingga jika ada suatu hal positif mengetuk hati, pintu hati sangat sulit menerimanya karena saking banyaknya dosa dan maksiat.
Islam sangatlah memahami keadaan manusia tersebut sehingga Rasulullah saw. menyatakan bahwa, orang bersalah yang paling baik adalah mereka yang bertobat, menyesali perbuatan yang telah dilakukannya saat ia khilaf.
Allah swt. akan selalu terbuka bagi hamba-Nya yang berlumuran dosa lalu ia mau bertobat. Bahkan, meskipun dosanya itu sebanyak buih di lautan, Allah tetap Maha Pengampun bagi siapa saja yang ingin kembali ke "pangkuan"-Nya.
Di dalam hati yang sudah pekat lebam, masih ada mutiara hitam yang belum tersingkap. Harta karun tersebut akan ditemukan setelah kita menjalani rute yang benar pada peta kehidupan. Peta tersebut tiada lain adalah sunnah Rasulullah saw.. Artinya, jika kita mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan pola dan uswah Rasulullah, maka mutiara pun akan tersingkap dengan mudah, hati menjadi bening sebening embun pagi yang bersandar di dedaunan. Mutiara itu adalah kebahagiaan hakiki dunia-akhirat.
Mari jadikan hidup sebagai ibadah. Seluruhnya, tidak tiga perempat, setengah, apalagi seperseratusnya. Minum saja harus menjadi ibadah di hadapan Allah swt.. Caranya, ya jangan minum sambil berdiri dan jangan menggunakan tangan kiri. Cara berjalan pun harus berilai ibadah. Ya, saat berjalan tidak angkuh, tidak melihatkan muka yang masam, menjaga hak-hak mata, ghadhul bashar alias menjaga pandangan, dsb.. We'll be best for everytime....

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...