Masalah hati
menjadi hal krusial jika tidak mampu melakukan management terhadapnya. Alasannya,
hati itu merupakan penentu. Penentu apa? Bisa dua hal yang ditentukan hati,
yaitu kondisi fisik dan nilai akhir amal.
Orang yang
hatinya tenang, tentram, dan bersih lebih dekat dengan kesehatan fisik. Ini disinggung
oleh Rasulullah saw. dalam sebuah hadits bahwa hati merupakan mudlghah
(sekerat daging) yang jika baik maka baiklah seluruh tubuh; jika fasad, maka fasadlah
seluruh tubuh.
Selain sebagai sumber kebaikan fisik, hati juga menjadi penentu nilai akhir amal. Jika hati tidak selamat dari kotoran dan penyakit, maka nilai akhir amal yang akan didapatkan adalah nihil. Termasuk ke dalam masalah ini adalah niat hati dalam melakukan amal. Maka, orang yang hatinya selamat (qalbun salim), dialah yang akan mendapat nilai akhir amal yang baik, dialah yang akan menghuni surga Allah swt.. Semoga kita termasuk di dalamnya.
Apakah Hati itu?
Hati
dalam bahasa Arab disebut al-qalbu, al-fu`adu, ash-shadru,
dan albab. Disebut al-qalbu karena dua sebab. Pertama, merupakan
pusat sesuatu seperti halnya Kota Mekah disebut Qalbul Ardli (pusat
bumi) karena letaknya di tengah-tengah bumi. Kedua, karena sifatnya bolak-balik
(dinamis) sebagaimana hadits Rasulullah saw.:
لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَشَدُّ انْقِلاَبًا مِنَ الْقَدَرِ إِذَا
اجْتَمَعَتْ غَلْيًا
“Sungguh hati manusia
itu lebih cepat bolak-baliknya daripada periuk ketika sedang sangat mendidih” (H.R. Ahmad).
Kedua, disebut al-fu`adu
karena hati merupakan tempat bergolaknya pikiran, perasaan, dan keyakinan. Kata
al-fu`adu ini bisa ditemukan dalam al-Quran Surat al-Isra ayat 36:
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْئُوْلاً
“Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan, dan hati, semuanya akan diminta pertanggungjawaban”
Berdasarkan
ayat tersebut, hati sebagai tempat pikiran, perasaan, dan keyakinan akan
diminta pertanggungjawannya. Apakah pikirannya, perasaannya dan keyakinannya
benar? Apakah pikiran, perasaan dan keyakinannya tunduk patuh terhadap aturan
Allah dan Rasul-Nya?
Ketiga,
dinamakan ash-shadru (dada secara non fisik), menurut Amir an-Najr, karena merupakan tempat masuknya segala macam
godaan nafsu, penyakit hati, dan juga hidayah Allah. Selain itu, ash-shadr
juga merupakan tempat masuknya ilmu pengetahuan ke dalam diri manusia. Kata shadr
itu sendiri seakar dengan kata akal.
Keempat,
hati disebut albab. Kata albab merupakan bentuk plural (jamak)
dari kata lubb yang berarti racun, akal, hati, inti dan sari. Dalam
tasawuf, lubb berarti hati yang terdalam.
Tazkiyatul
Qalbi (Membersihkan Hati)
Term
yang dipakai dalam sub judul ini adalah Tazkiyatul Qalbi dengan
menggunakan kata al-qalbu. Ini lebih ditekankan karena sebutan hati
lebih familiar di telinga kita. Bahkan di kita pun terdapat kata sinonim hati
yakni “kalbu” serapan dari al-qalbu. Lebih dari itu, inisiatif
penggunaan kata al-qalbu ini disandarkan kepada sebuah hadits yang juga
sudah familiar.
Hadits
tersebut adalah:
أَلاَ
وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ
كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah bahwa di dalam jasad ini terdapat segumpal daging. Jika
dia (segumpal) baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka
buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah, bahwa dia adalah hati “. (H.R. Bukhari-Muslim).
Dalam hadits tersebut, hati dibahasakan oleh Rasulullah saw.
dengan kata al-qalbu. Selain itu, kata al-qalbu digunakan oleh
Allah ketika menginformasikan bahwa Allah lah yang telah menurunkan ketengan
kepada hati-hati orang beriman. Oleh karena itu, saya pun menggunakan kata ini
(al-qalbu) untuk istilah Tazkiyatul Qalbi.
Baiklah, kita mulai membahas kiat-kiat agar hati menjadi bersih.
Namun, dalam tulisan ini, bukan maksud hati untuk mamatahan ngojay ka meri
alias menggurui, tapi ini semoga menjadi nasehat dan pelecut agar saya secara
pribadi senantiasa berusaha untuk menjadikan hati menjadi bersih. Dan, ini
cukup berat perjuangannya berhubung hati itu dinamis, bolak-balik, terkadang
dipenuhi iman terkadang pula iman menurun.
1. Ikhlas
Ikhlas
merupakan hal pertama yang mesti diikhtiarkan agar hati tetap bersih. Ikhlas dimaksud
bukanlah ikhlas versi orang Sunda (ikhlas = rela) seperti kalimat, “Sing ikhlas
we nya da ieu mah geus katangtuan Allah”. Ikhlas dalam kalimat tersebut
maksudnya adalah rela atas musibah. Jadi, ikhlas di sini merupakan ikhlas dalm term
(istilah) syariah yaitu melakukan purifikasi (pembersihan) terhadap niat
keliru dalam beramal (riya, sum’ah).
Ikhlas
merupakan ubahan dari kata khalasha (bersih), dalam bentuk fi’il
lazim (aktif intransiitif: tidak memerlukan objek). Kata khalasha tersebut kemudian ditambah hamzah di
awalnya menjadi akhlasha – yukhlishu – ikhlashan yang berarti
membersihkan.
Secara
istilah ikhlas adalah membersihkan hati dari niat ingin mendapatkan perhatian
orang dalam beribadah. Orang yang ikhlas dalam beribadah, dipastikan hatinya akan bersih. Jika hati sudah
bersih, maka hidup akan terasa tenang dan nyaman.
2. Bebaskan Hati dari Dosa dan Maksiat
Bersih
berarti tidak kotor. Kotor berarti tidak bersih. Dari kalimat inilah kita
memulai. Jika ada kalimat membersihkan hati berarti ada kotoran yang ada di
dalamnya. Oleh karena itu, kiat pertama adalah bebaskan hati dari
kotoran-kotoran hati.
Pertanyaannya
adalah, apa saja hal-hal yang dapat mengotori hati? Merujuk pada hadits
Rasulullah, yang mengotori hati adalah dosa dan maksiat. Maka, hal pertama agar
hati kita bersih adalah bebaskan hati dari dosa dan maksiat. Rasulullah saw.
bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ
إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ
وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ مِنْهَا قَلْبُهُ فَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى تَعْلُوَا
قَلْبَهُ ، فَذَلِكَ الرَّانُ " قَالَ اللَّهُ تَعَالَى : كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا
كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya seorang
mukmin, jika ia melakukan dosa, di hatinya ada noktah hitam. Jika ia bertobat,
… dan meminta ampunan (istighfar), maka hatinya akan cemerlang kembali. Namun jika bertambah dosanya, maka
bertambah pulalah noktah tersebut. Itulah yang disebut ‘ran’. Allah swt.
berfirman, ‘sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa
yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’
(Q.S. al-Muthaffifin [83]: 14)”. (H.R. Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah).
3. Shadaqah
Kiat selanjutnya agar
hati menjadi bersih adalah menggemarkan diri untuk ber-shadaqah. Shadaqah
ada dua macam, yaitu shadaqah yang wajib (zakat) dan shadaqah yang sunat
(infaq, sedekah). Ini sesuai dengan ayat al-Quran yang berbunyi:
خُذْ مِنْ
أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ
إِنَّ صَلاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.” (Q.S. at-Taubah [9]:
103).
Berdasarkan
ayat tersebut, orang yang hartanya digunakan untuk shadaqah baik yang wajib
maupun yang sunat, maka jiwanya akan bersih dan suci.
4. Membaca al-Quran
Kiat keempat agar hati
tetap bersih adalah membaca al-Quran. Rasulullah saw. bersabda:
إِنَّ هذَهِ
الْقُلُوْبَ تَصْدَأُ كَمَا يَصْدَأُ الْحَدِيْدُ قِيْلَ فَمَا جَلاَؤُهَا يَا
رَسُوْلَ اللهِ قَالَ تِلاَوَةُ الْقُرْآنِ
“Sesungguhnya hati
ini berkarat sebagaimana berkaratnya besi. Ditanyakan, ‘Apa pembersihnya wahai
Rasulallah?’ Rasul menjawab, ‘Membaca al-Quran’.” (H.R.
al-Qadlā’iy).
5.
Senantiasa beristighfar
Berhubungan dengan
realitas yang disabdakan Rasulullah bahwa manusia itu “tong” salah dan lupa,
maka istighfar merupakan sikap terbaik seorang muslim. Istighfar akan
membuat hati pelakunya bersih kembali dari dosa, dengan syarat istighfarnya
sungguh-sungguh lalu diringi dengan kebaikan.
Allah swt. berfirman:
وَمَن يَعْمَلْ
سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّهَ يَجِدِ اللّهَ غَفُوراً
رَّحِيماً
“Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan atau menzalimi dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya
ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. an-Nisa
[4]: 110).
Dalam hadits lain, Rasulullah
menjelaskan:
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا
كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ
حَسَنٍ
“Bertakwalah kamu kepada Allah, iringilah keburukan dengan kebaikan dan
berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik!” (H.R. Ahmad dan Tirmidzi).
6. Menjaga
Shalat
Untuk kiat yang ini dasarnya adalah hadits Rasulullah saw.:
الصَّلَوَاتُ
الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ
مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
“Shalat-shalat yang lima waktu, shalat jumat ke shalat jumat lagi,
dan shaum Ramadlan ke shaum Ramadlan lagi adalah penghapus dosa di antara
(tenggang waktu) masing-masingnya selama meninggalkan dosa besar” (H.R. Muslim).
7. Membasmi
Penyakit Hati
Langkah selanjutnya agar hati menjadi bersih adalah menjaga hati
agar tidak terjangkit penyakit-penyakitnya. Penyakit hati itu diantaranya
adalah sombong, riya, dengki atau iri, fitnah, marah-marah, adu domba, buruk
sangka, dan lain-lain. Seorang
muslim hendaknya tidak memiliki sikap-sikap seperti itu karena kemuslimannya
bisa saja ternodai selain hatinya yang terkotori.
Penutup
Demikian
pembahasan mengenai Tazkiyatul Qalbi. Mudah-mudahan ada manfaatnya, terutama
bagi saya sendiri. Semoga hati kita senantiasa bersih dari noda dan kotoran
sehingga dengan hati yang bersih, kita bisa memahami agama apa adanya, tidak
diada-ada tidak pula dikurangi. Hati yang bersih sumber kebahagiaan sejati.
Insya Allah.
Makasih banyak artikelnya Akhi
BalasHapusSama-sama akhi.. :)
HapusMakasih artikel nya sobat...semoga bermanfaat.
BalasHapussukron katsir untuk artikelnya Akhi. . .
BalasHapusSalam Uztaz, saya ingin meminta pencerahan dalam hal berikut:
BalasHapus1. ROH ALLAH DALAM ADAM.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
Setelah sempurna jasadnya Aku tiupkan Roh ciptaanKu maka hendaklah bersujud.
Al-Hijr 29.
2. JIWA YANG TENANG.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾
Ya jiwa yang tenang, kembalilah kepada Penguasamu dengan kepuasan dan keredaan, kekal abadi berasama jemaah di Jannah.
(QS al-Fajr [89]:
3. QARIN.
بسم الله الرحمن الرحيم
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ ٱلرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُۥ شَيْطَٰنًا فَهُوَ لَهُۥ قَرِينٌ ﴿٣٦﴾
Sesungguhnya setiap manusia disertakan oleh Allah dengan
Qarin yang sentiasa didampingi syaitan.
Surah Zukhruf 43:36.
4. SIJJIN.
بسم الله الرحمن الرحيم
كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الفُجَّارِ لَفِي سِجِّينٍ
Setiap kemungkaran tercatit di dalam kitab Sijjin.
Al Muthaffin 7
5. ILLIYYIN.
بسم الله الرحمن الرحيم
كَلَّا إِنَّ كِتَابَ الْأَبْرَارِ لَفِي عِلِّيِّينَ
Setiap kebaikan yang dilakukan tercatit di dalam kitab ‘Illiyyin.
Al Muthaffin 18
6. BARZAKH.
بسم الله الرحمن الرحيم
لَعَلِّي أَعْمَلُ صالِحاً فيما تَرَكْتُ كَلاَّ إِنَّها كَلِمَةٌ هُوَ قائِلُها وَ مِنْ وَرائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلى يَوْمِ يُبْعَثُونَ َ
Kebalikanlah aku semula ke dunia supaya aku boleh beramal semula, sedangkan dia telah berada di Barzakh suatu alam yang terdinding di antara dunia dan akhirat sehingga kepada hari akan dibangkitkan.
Al Mukminun : 100.
> Allah meniupkan ROH ciptaannya ke jasad Adam.
> Jiwa yang tenang dijemput semula oleh Allah ke Jannah.
> Perbuatan baik disimpan di Illiyyin.
> Perbuatan jahat disimpan di Sijjin.
> Qarin atau yang engkar disimpan di Barzakh.
QALBI ATAU HATI ITU DI SIMPAN MANA USTAZ? ADAKAH KEMUNGKINAN QARIN ITU ANNAR IAITU KEJADIAN IBLIS, SYAITAN DAN JIN, MANAKALA QALBI ITU ANNUR IAITU KEJADIAN MALAIKAT???
Jazakumullah khairan
BalasHapusAlhmdulillaah..mudah2an hati kita sllu terjg...dan dlm lindungan Alloh SWT
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih artikelnya smoga kita dlm lindungan allah swt aamiin
BalasHapusAlhamdulillah terimakasih artikelnya smoga kita dlm lindungan allah swt aamiin
BalasHapus