Baru
saja aku tertidur, hendak tenggelam ke dalam keterlelapan, tiba-tiba telingaku
terdobrak suara pengumuman di mesjid. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Parantos
mulih ka rahmatullah, Bapak H.Opa nembe tabuh satengah sapuluh di Rumah Sakit”,
begitu pengumuman mengudara.
Selidik
punya selidik, ternyata yang meninggal itu adalah beliau yang sering kami panggil Mang Opa. Ia sering
duduk-duduk pagi hari di warung Ceu Yayah yang sering kulewati. Pagi itu,
ketika aku hendak menuju sekolah ia menyapa dengan senyuman berat. Maklum, ia
masih meregang struk yang ia alami beberapa bulan ke belakang. Namun, saat itu,
struknya meringan. Masih nempel sapaan itu di benakku saat ini.
Ternyata, Mang Opa sebelum ia meningal, ia sempat shalat isya berjamaah di Mesjid Al-Falah. Tidak ada tanda-tanda ia sakit. Hanya struk ringan yang sudah biasa terlihat. Namun, menurut informasi, sepulang dari mesjid dadanya terasa sesak yang sangat. Ia pun segera dilarikan ke Rumah Sakit oleh keluarga.
Tidak
lama berselng, sekitar pukul 21.30, tersiar kabar bahwa Mang Opa meninggal
dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Kabar ini membuatku terbangun
spontan dan keluar kamar memberitahu keluarga. Mereka pun terhenyak, kaget.
Peristiwa
ini benar-benar mengajarkan kepadaku bahwa usia itu ada batasnya. Dan, batas
usia itu bukanlah sakit yang diderita. Bukan pula masa tua yang renta. Usia itu
sudah ada ketetapan, kapan, diamana dan dalam keadaan apa seseorang berakhir
usianya.
Maka,
Rasulullah mewanti-wanti kepada kita agar peka kebaikan dari lima perkara
sebelum datang lima perkara yang lain. Sabdanya:
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه
وسلم لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ: اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ شَبَابَكَ قَبْلَ
هَرَمِكَ وَصِحَّتِكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاءَكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَفَرَاغِكَ قَبْلَ
شُغْلِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Hadits
dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. berkata kepada seorang
laki-laki sembari menasehitnya, ‘Carilah ghanimah (keuntungan) dari lima hal
sebelum datang lima hal: (1) masa mudamu sebelum masa tuamu, (2) sehatmu sebelum
sakitmu, (3) masa kayamu sebelum masa fakirmu, (4) waktu luangmu sebelum waktu
sibukmua, dan (5) hidupmu sebelum matimu!’.” (H.R. al-Hakim, Ibnu Abi Syaibah, dan al-Qadla’i).
Salah
satu yang dipesankan Rasul dalam hadits tersebut adalah “hidupmu sebelum matimu”.
Ya, itu dia yang harus
menjadi perhatian semua orang selain empat hal lain. Sekali lagi, semua orang. Bukan orang tua atau yang tengah
sakit parah. Kenapa? Ya, sekali lagi, mati itu urusan waktu bukan urusan kondisi badan.
Oleh karena itu,
mumpung masih hidup, ayo berkarya dengan karya terbaik. Apa yang bisa kita
perbuat, perbuatlah untuk kebaikan diri dan sahabat. Para penulis, menulislah untuk
kebaikan. Para pengusaha, berusahalah dengan baik dan jangan lupa memnuhi hak-hak
orang dalam harta Anda. Para pendidik, mendidiklah dengan sebaik-baik didikan. Para
orang tua, semoga Allah mengampuni dan merhamatimu seperti kalian memelihara
kami sedari kecil.
Ayo menimbun
bekal untuk akhirat nanti. Sebaik-baikya bekal adalah takwa. Maka, mari
takwakan diri kita agar hidup menjadi bahagia, dunia dan akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...