Salah satu faktor pendorong suksesnya aktivitas adalah fullspirit. Yap... benar! "FULLSPIRIT". Tanpa semangat berapi, aktivitas akan berjalan alot. Kita bisa ilustrasikan dengan sebuah mobil. Mobil bisa melaju karena memiliki energi yang berasal dari bahan bakarnya. Sebagus apapun atau seberapa mahal pun sebuah mobil, jika tidak diberi bahan bakar, ya... mana mungkin bisa melaju. Kalau tidak bisa melaju, ya... mana mungkin akan sampai pada tempat tujuan. Betul, nggak?
Pun dalam aktivitas keseharian, kita akan segera sampai ke tempat tujuan asalkan bahan bakarnya tetap fulltank alias semangat tak fall down. Kalau begitu, tugas kita adalah selalu mengecek bahan bakar dalam beraktivitas. Jika hampir habis, full-kan kembali. Jika telah habis, isi dengan bahan bakar semangat yang baru.
Paradigma mengenai seberapa pentingnya sesuatu yang akan atau sedang dikerjakan akan memberi dampak pada bensin semangat. Semangat yang ada pada diri kita mau tidak mau bersifat fluktuatif alias pasang-surut. So, kita harus benar-benar tahu bagaimana tingkat kepentingan pekerjaan yang akan atau sedang dikerjakan agar termometer semangat tidak minus.
Di sini lah kita perlu memiliki skala prioritas. Pisahkan rencana atau program harian, mingguan, dwi mingguan, bulanan, triwulan, semester, dsb., kemudian masukkan masing-masing program ke dalam skala biasa, penting, sangat penting, atau paling penting. Alhasil, kita akan mengetahui, manakah yang mesti terlebih dahulu dijalankan plus dengan kualitas bahan bakarnya yang tinggi.
Tetapi, bagaimanapun skala prioritasnya, bensin semangat harus tetap full. Jika tidak, ya... alot. Yang seharusnya bisa diselesaikan dalam 1 hari, ini diselesaikan dalam 3 hari. Yang seharusnya dapat dirampungkan dalam 1 minggu, malah menghabiskan waktu dua minggu. Masih ingat, kan, prinsipnya? Kalau bisa dipercepat, kenapa harus diperlambat? Kalau bisa diperlambat, ya tetap dipercepat.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...