Rabu, 20 April 2011

Ingin Segera Menikah

http://stat.kompasiana.com
Tiga puluh tahun sudah Si Fulan hidup bertemankan sepi. Belum ada seorang akhwat pun yang siap menjadi pendamping hidupnya, yang ikhlas menemaninya di kala ia membutuhkan sebuah perhatian, mengobati kegelisahannya, menjadi penawar dalam penatnya, dan berbagi kasih di saat ia sedih. Sungguh malangnya ia. Padahal sudah berulang kali Si Fulan melakukan ta'aruf, tetapi maksud hati memeluk gunung apalah daya tangan tak sampai, harapannya pupus ketika si doi mengajaknya untuk menuju bahtera rumah tangga. Pasalnya, Si Fulan belum siap untuk ke sana. Alasannya adalah faktor ekonomi yang dirasanya belum mapan.
Subhanallah... sungguh mulia alasan Si Fulan tersebut. Ia tidak ingin pendampingnya kelak menjadi sengsara setelah menyatu dengannya. Betul, kan, sobat??? Tetapi di balik itu ada sebuah keyakinan yang nampaknya kurang menancap di hati Si Fulan. Karena keyakinan tersebut belum berakar kuat, maka alasan tadi sering menguasai pikirnya ketimbang keyakinan ini. Apa sih keyakinan tersebut? Mari kita perhatikan ayat berikut:
"Dan nikahkan lah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. An-Nuur [24]: 32).
Itulah janji Allah. Allah akan mencukupkan rezeki untuk dua sejoli yang punya nyali untuk menjalankan sunnah Rasulullah. Ingat kawan, Innallaaha laa yukhliful mii'aad, sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji-Nya.
So, tumbuhkan keyakinan ini di dalam hatimu wahai yang mendambakan pernikahan, karena urusan rezeki hanya Allah yang mengaturnya. Yang pasti adalah kita kudu ikhtiar mencarinya. Mengenai hasil, Allah lah yang punya urusan.
Sebagai ikhwan sejati, ikhtiar mencari jodoh harus dilakukan dengan benar, sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah. Dalam mencari pasangan hidup atau ta’arufan, jangan berkhalwat, karena berkhalwat adalah perbuatan mendekati zina dan mendekati zina adalah sebuah larangan protektif.
Selain itu, penuhilah hak-hak mata. Jangan sampai mata kita melihat pada yang bukan haknya. Terutama melirik-lirik wajah si calon permaisuri atau pangeran istana cinta dengan “pengembaraan” hawa nafsu. Terlalu sering dan lama memandangnya hawa nafsu akan berperan aktif menjerumuskan ke jurang kenistaan. Ghadl-dlul bashar, itulah kuncinya.
Kemudian, kamu jangan menghayalkan si doi yang nggak-nggak. Ini biasanya dilakukan sesaat sebelum tidur. Berdua-duaan dengannya di taman, memegang mesra tangannya, menggandengnya penuh cinta, membuat cerita-cerita superhero seperti dia terjatuh lalu kamu menolongnya dan menggendongnya ke suatu tempat dan kamu mengobatinya penuh tanggungjawab; membelai rambutnya, apalagi sampai "…" (eit… sorry, ya, nggak lulus sensor). Ingat, kisah fiktif seperti ini disutradarai oleh setan laknatullah 'alaih. So, nyadarlah akan musuh kita ini yang selalu ingin kita terjerumus ke lembah kehinaan. Isti'adzah-lah kepada Allah agar kita dijauhkan dari godaan setan yang terkutuk.
Jika kamu sudah menemukan tambatan hatimu, mantapkanlah ilmumu, mentalmu dan keyakinanmu. Menikahlah sesegera mungkin agar terjalin hubungan kasih sayang yang penuh berkah. Menikahlah, karena semua itu merupakan kebahagiaan yang sangat agung yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya. Menikahlah, maka kamu akan kaya. Kaya hati, kaya materi. Menikahlah, niscaya kamu akan mendapatkan penawar dari kegelisahan, perhatian di saat kamu penat, senyuman manis di saat kamu hendak berangkat kerja, pijatan mesra di saat kamu capek pulang kerja, segelas teh manis di pagi hari saat kamu baca koran, de es be (dan saya bahagiaaa… banget). Menikahlah, kawan, menikahlah…!!! Allahu Akbar…!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...