Membaca menjadi syarat utama bagi siapa saja yang hendak menyelami dunia kelimuan. Hanya sekedar mengetahui sesuatu atau kabar peristiwa dalam sebuah media cetak, membaca menjadi langkah utama. So, begitu pentingnya membaca sehingga Presiden pertama Indonesia berujar, “Seluruh waktu kugunakan untuk membaca. Sementara yang lain-lain bermain-main, aku belajar”. Sementara itu, Allah mengawali amanat perjuangan dakwah tauhid kepada Nabi Muhammad saw. dengan perintah Iqra, Bacalah! Ini menyiratkan bahwa kepentingan membaca adalah suatu hal yang niscaya.
Slogan “buku adalah gudangnya ilmu dan membaca adalah kuncinya” nampaknya tidak akan pernah lekang oleh jaman kecuali bagi orang yang sudah tidak peduli lagi dengan dunia ilmu.
Sobat, dalam postingan ini, ana tawarkan tip and trik bagaimana membaca yang efektif. Jika antum berkenan untuk menyusuri kata demi kata, kalimat demi kalimat, gagasan demi gagasan, merupakan suatu apreasiasi bagi ana. Jangan lupa komentarnya ya...
Baik, Sob, mari kita mulai...
1. Niat
Langkah pertama yang terpenting dan menentukan nilai adalah niat alias motivasi. Apa yang mendorong antum membaca? Apakah hanya sekedar mengambil informasi atau ilmu saja.
Rumusan yang paling jitu tiada lain reading is worship, membaca adalah ibadah. Segala hal yang dilakukan oleh seorang muslim akan dinilai sebagai ibadah ketika niat yang ikhlas mengawali aktivitas termasuk ke dalam hal ini adalah membaca. Ikhlas berarti segala aktivitas yang dilakukan didasari karena mengharap ridha Allah swt.. Just it.
Jadi, awali membaca dengan niat ikhlas karena Allah.
2. Jangan Lupa Bismillah dan Doa
Selanjutnya, bacala bismillah dan doa meminta ilmu. Mudah-mudahan saja dengan doa yang dipanjatkan Allah mempermudah knowledge searching proccess (KSP).
Banyak doa yang Rasulullah ajarkan sebelum memulai KSP. Salah satu di antaranya adalah doa berikut:
رَبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا وَ ارْزُقْنِيْ فَهْمًا
“Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan karuniakan aku rezeki berupa pemahaman”.
3. Isi Bacaan Harus Bermanfaat
Di antara sikap terbaik seorang muslim adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak memberi manfaat. Min husni islāmil mar`i tarkuhū mā lā ya’nīhī. Demikian tandas Rasulullah dalam hadits riwayat Ibnu Hibban, Tirmidzi dan Ibnu ‘Asakir.
Dalam membaca pun semestinya kita memilih dan memilah bacaan yang bermanfaat untuk kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa bacaan akan memengaruhi kualitas hidup seseorang. Jika bacaannya baik, maka kehidupan insya Allah akan “diprovokasi” agar menjadi lebih baik. Jika kualitas bacaannya buruk, maka tak ayal lagi hidupnya akan mudah terpengaruh bisikan “roh” jahat.
4. Reading is Need
Ketika merasa lapar, antum refleks untuk segera memenuhi panggilan perut. Ketika antum ngantuk, pikiran spontan menyuruh agar antum segera istirahat di atas pulau kapuk yang empuk. Ketika badan antum terasa sakit, maka antum pun segera mengambil tindakan curatif demi kesembuhan sesegera mungkin.
Hal ini merupakan manifestasi bahwa kebutuhan tidak bisa ditunda karena ketika sebuah kebutuhan ditunda pemenuhannya, yang terjadi adalah keruskan pada hardware kehidupan. Pada akhirnya, ketika hardware tidak berfungsi, software pun tidak bisa berfungsi normal. Ketika perut berkomunikasi agar segera menyuplai makanan, tapi kita sengaja tidak memenuhinya maka yang terjadi adalah energi tubuh berkurang. Jika dalam waktu yang cukup lama tidak juga dipenuhi, maka perut akan marah dan berdemo kepada kita dengan membuat gastritis pada dinding lambung. Ujung-ujungnya, sakit lah raga kita. Aktvitas terganggu, pikiran tak karuan, dan perasaan pun ladang tak menentu.
Nah, dalam sobat itu hanyalah ilustrasi saja. Mari kita aplikasikan dalam hal membaca. Jadikan membaca sebagai kebutuhan. Sehingga otak kita refleks menyerukan agar dirinya tidak kelaparan ilmu.
5. Right Reading in The Right Place
Carilah tempat yang nyaman menurutmu. Tempat yang jauh dari gangguan. Jika di rumahmu ada kebun atau taman, mungkin tempat itu bisa jadi alternatif. Apalagi jika antum punya vila sederhana di bawah pohon rindang yang di depannya ada kolam kecil sarat dengan ikan-ikan yang begitu indah meliuk dan menari bersama teman-temannya.
Inti dari hal ini adalah, kondisi dan situasi yang kondusif, jauh dari gangguan selama proses membaca akan lebih membuatmu berkonsentrasi. Kecuali bagi antum yang punya kebiasaan lain. Kalau nggak rame, nggak berbekas deh membacanya. Itu lain urusan.
6. Buat Target
Salah satu di antara jalan keberhasilan adalah perencanaan yang baik. Mungkin antum masih ingat rumusan “Gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan gagal”. Nah, agar kita tidak menjadi orang yang gagal dalam membaca buku atau apapun yang penting full manfaat, maka buatlah perencanaan membaca. Bagusnya dibuat spesifik. Misalnya, dalam satu minggu rencakan minimal satu buku bisa dilahap habis. Lebih banyak lebih baik.
Jenis baca yang bisa diaplikasikan ada dua macam, yaitu baca wajib dan baca suplemen. Baca wajib misalnya membaca Quran setiap hari selepas Shalat Maghrib dan Shalat Shubuh, dan membaca buku yang sudah ditargetkan. Baca suplemen misalnya, membaca Majalah, Koran atau apapun yang informative.
Ana kira antum bisa lebih memahami hal ini. Sekali lagi, orang sukses adalah mereka yang bisa mengatur waktu sehingga teratur. Selebihnya adalah menaati segala keputusan yang telah di-planing.
7. Libatkan Pikiran
Membaca pada hakekatnya adalah melatih pikiran agar lebih tajam menganalisa sesuatu. Oleh karena itu, ketika antum membaca hendaknya libatkan pikiran untuk memahami sesuatu yang sedang dibaca. Nah, ketika ada konsep atau gagasan penulis yang tidak antum setujui, berpikirlah dan tuangkan ketidaksetujuan antum di samping tulisan penulis. Tentunya dengan bahasa yang efektif dan efisien.
Sebaliknya, jika antum sepakat, antum bisa memberi statetment di samping tulisan penulis atau antum relevansikan dengan hal-hal lain yang senada dengan alur pikiran penulis. Ini adalah latihan agar pikiran semakin tajam menganalisa sesuatu.
8. Rehat Sejenak
Jangan paksakan mata dan otak terjejali oleh konsep-konsep yang begitu banyak. Mereka adalah aset berharga buat kita. Biasakan rehat sejenak jika antum betah dengan bacaan yang sedang disusuri. Mislanya, setiap satu jam antum rehat 5-7 menit. Ini bermanfaat agar mata antum fresh kembali dan otak pun siap menganga menyambut ilmu yang akan digali dari suatu bacaan.
Yang perlu digarisbawahi adalah rehat yang antum lakukan jangan terlalu lama. Hal ini akan menyebabkan otak terlalu nyaman dengan rehat sehingga yang terjadi adalah antum akan merasa malas melanjutkan proses membaca. Selain itu, rehat yang diambil hendaknya bersifat aktivitas ringan seperti jalan sejenak di depan rumah, senam ringan, ngemil, dll..
9. Mengikat Bacaan
Syair Arab mengatakan, “Ilmu itu seperti binatang buruan, maka ikatlah ia dengan catatan”.
Membuat catatan kecil semacam resume atau apalah namanya menjadi salah satu cara agar nilai dan esensi buku yang dibaca bisa ditangkap. Selain bermanfaat buat si pembaca dalam me-recall isi buku, mengikat bacaan dengan catatan pun bermanfaat bagi sahabat lain yang belum sempat membaca tapi ingin mengetahui garis besarnya. Itung-itung sebagai rekomendasi plus tambah-tambah amal baik pastinya.
10. Simpan Buku dan Beramal lah
Ilmu itu ada dua tipe. Pertama, ilmu yang setelah dipahami mesti diamalkan. Misalnya ilmu tentang shalat, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya. Kedua, ilmu yang setelah dipelajari mesti dijaga tapi tak harus diamalkan, tepatnya dijadikan ibrah alias pelajaran. Ilmu tentang sejarah, misalnya. Jika antum sudah membaca kisah fir’aun dengan segenap keangkuhan dan kecongkakannya sehingga Allah membinasakannya di lautan luas, maka ambil lah pelajaran bahwa orang sombong dimurkai Tuhan sehingga jangan sampai sifat sombong hinggap di hati. Sebaliknya, jika antum sudah membaca kisah seorang pemuda yang dinikahkan dengan seorang perempuan cantik, kaya dan shalehah, hanya gara-gara ia memakan sebuah apel yang terdampar di sungai, maka pelajarilah kehati-hatiannya dalam segala hal termasuk mengonsumsi makanan atau lebih dikenal dengan istilah wara’. Orang yang hati-hati dalam segala hal, berarti ia telah menjaga kehormatannya dan memlihara agamanya. Demikian sabda Rasulullah dalam hadits yang cukup panjang.
Sobat, pada akhirnya kita memohon kepada Allah agar diberi kesempatan untuk meraup keuntungan di dunia dan di akhirat. Salah satu di antaranya adalah dengan menyelami ilmu melalui membaca. Membaca yang efektif, membaca yang baik dan membaca yang mereduksi kejahatan serta mengelaborasi kebaikan diri.
Salam terdahsyat…!!
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...