Saat itu…
Aku hanyalah seorang asing yang merasa asing
Ketika menginjakkan kaki di pintu gerbang
Namun, senyuman keakraban berterbangan mengarah ke wajahku
Mereka, pelajar senior, asatidz berwibawa bersahaja
Nervoust aku saat itu, namun mulai terkendali dengan kehangatan sapa merekah
Pagar-pagar berjajar, daun-daun melambai, terpaan angin mengelus lembut
Tembok-tembok bertengger kuat, juga tanah yang tak pernah mengerang terinjak
Mereka adalah saksi bisu, tersenyum dan ternganga merespon tekad
Menjadi manusia perjuangan, perjuangan menjadi manusia
Manusia yang beretika, manusia yang taat, manusia yang tunduk di hadapan Rabb-nya
Di pesantren ini, kami menuntut ilmu
Di pesantren ini, kami diajarkan cara hidup yang benar
Di pesantren ini, kami diarahkan bagaimana ibadah yang benar
Di pesantren ini, kami paham betapa indah hidup dalam kebenaran
Ritual apapun yang tidak berdalil, bukanlah pilihan yang ditawarkan
Kaifiyat ibadah bagaimana pun yang tidak berdasar, itu tidak kami amalkan
Tahayul, bid’ah dan khurafat, bukanlah jalan hidup kami
Semua itu, hanyalah boomerang yang akan menjerumuskan
Untuk para guru kami tercinta…
Rasanya tak mungkin jika kami harus membalas jasa-jasamu selama ini
Limpahan materi, ruahan harta, jejeran emas, bentangan sanjung
Tak kan pernah bisa mengimbangi kehebatan dan jasamu
Tapi… insya Allah…. Mulut kami tidak akan pernah kering
Untuk selalu berdoa, berdoa kepada Allah, semoga engkau wahai ustadz..
Semoga engkau wahai ustadzah…
Berada dalam naungan dan pertolongan Allah
Semoga engkau wahai ustadz dan ustadzah, selalu mendapatkan kebaikan sempurna
Dari Allah Yang Mahasempurna
Terima kasih ustadz… terima kasih ustadzah…
Atas pengorbanannya, atas bimbingannya, atas didikannya
Atas segala yang kau curahkan untuk kami
Terima kasih ustadz… terima kasih ustadzah…
Aku begini karena wasilahmu
Aku mengerti arti hidup karena Allah menciptaknmu untuk kami
Terima kasih ustadz… terima kasih ustadzah…
Tak kan pernah kulupa senyumanmu
Tak kan pernah kulupa nasehatmu
Tak kan pernah kulupa jitakanmu, cubitanmu, jeweranmu, marahmu..
Semua itu, kan kukenang sebagai pemicu dan pemacu semangat hidup kami
Ustadz… ustadzah…
Maafkan kami yang tak bisa membalas semua jasamu
Maafkan kami yang selalu membandel jika harus menerima bimbingan
Maafkan kami… maafkan segala khilaf dan salh kami…
Selirihb alunan maaf ini, kuncup dari hati terdalam
Hati yang menyesal karena ulah
Hati yang selalu rindu kedamaian hidup
Ustadz… ustadzah…
Maafkan kami….
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...