Rabu, 20 Juli 2011

Malas Membaca Sesat di Kelas

Ayat pertama yang turun kepada Rasulullah saw. mengawali risalah kenabian dan kerasulan berbunyi “Iqra` bismi Rabbikal-ladzi khalaq!”, bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang telah menciptakan. Start yang sangat bijak dan bajik serta mulia. Permulaan yang akan mereformasi pemikiran dan pemahaman manusia yang saat itu terkenal dengan istilah jahiliyah alias pintar tapi bodoh. Maksudnya apa, ya? 
 
Hm, jahiliyah itu bukan berarti kecerdasan intelektualnya rendah tetapi spiritual quotient-nya yang rendah, kulturnya juga hina, gaya hidup yang semerawut, peraturan yang memihak salah satu pihak, hukum yang tidak adil, dan lain-lain. Nah, untuk mereformasi ini, hal pertama yang Allah ajarkan kepada Rasulullah adalah iqra!, bacalah!

Seberapa pentingkah membaca bagi kita sehingga intruksi pertama dari Allah kepada Rasul-Nya berkaitan dengan membaca? Oh... very very important...! Ukuran kepentingannya seperti kita makan dan minum. Saat lapar, yang terlintas dipikiran adalah segera makan. Saat haus, ya segera minum. Dan, ini spontan terjadi. Kita tidak berpikir berat dan lama untuk segera makan dan minum sedang jika lapar dan haus. Kecuali ketika sedang shaum. Setuju, kawan...? Jika setuju, ayo anggukan kepala dan tersenyumlah...!

Baiklah, kita kembali ke point awal, membaca. Ada ungkapan seperti ini, buku itu jendela dunia dan membaca adalah kuncinya. Kira-kira maksudnya apa, ya, kawan? Ayo, yang jawab ana doakan semoga Allah menjadikanmu orang yang sukses dunia-akhirat. Wah... wah... Jadi pada negjawab tuh! He...

Sepakat...! Itu maksudnya. Dunia dengan aneka warnanya, sejarah, kebudayaan, perekonomian, pendidikan, kelautan, daratan, gunung, awan, langit, pelangi, air, udara, tanah, matahari, bintang, galaksi, dan semua hal tentang dunia, bisa disimpan ke dalam sebuah buku. Menyimpannya ya dengan menuliskannya. Nah, jika antum ingin  menjelajahi matahari, ayo baca buku tentang matahari. Jika antum ingin pergi ke bulan, buku tentang bulan dibaca saja. Jika antum ingin mengetahui astronomi, maka iqra buku tentang astronomi. Simpel ya kawan? Yupz, memang simpel kok. Hanya saja kita terlalu berpikir rumit sehingga membaca pun benar-benar menjadi sulit.

Hari gini malas membaca? Apa kata dunia? Nampaknya slogan tersebut patut kita pampang di dinding kelas atau di majalah dinding atau minimal di dinding pikiran kita. Ya, agar kita selalu tersadarkan begitu pentingnya membaca. Bahkan membaca menjadi ibadah jika diniatkan untuk memenuhi perintah Allah sebagaimana disebut.
Perlu antum ketahui, seorang Kinoysan, untuk menulis sebuah buku ia harus membaca sebanyak 50 buku terlebih dahulu. Arvan Pradiansyah pun mesti mempelajari 53 buku untuk menulis You Are A Leader dan 58 buku sebelum menulis The 7 Laws of Happiness. Dr. M. Quraish Shihab lebih hebat. Beliau harus menelaah 124 referensi buku dan kitab hanya hendak menyusun bukunya yang berjudul “Membumikan Al-Quran”. Dan, masih banyak sampel-sampel lain yang juga hebat dalam kegiatan membacanya.

Boleh lah kita katakan, mereka kan orang-orang hebat jadi ya wajar bacanya juga hebat. Tapi sebentar kawan, mereka juga kan manusia biasa? Mereka hebat karena, salah satunya, dibentuk oleh kebiasaan membaca. Jadi, antum pun akan menjadi hebat jika membaca menjadi kebiasaan yang tidak pernah dilewatkan. Soekarno, presiden perdana RI, berujar, “Saya akan menghabiskan hidup saya untuk membaca”. Sementara Prof. DR. K.H. Maman Abdurrahman, M.A., ketua umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam, memanage dirinya untuk membaca selama beberapa jam setiap hari. Di dalam, bis, orang Jepang tidak mendengarkan mp3, tidak berbincang-bincang tak karuan, tapi mereka membuka buku, koran atau majalah, lalu membacanya hingga sampai di tempat tujuan. Huebbbattt bukan?

Nah loh, antum bagaimana? Katanya mau jadi orang hebat, tapi kok bacanya...? Bacanya gimana ah? He... lanjutin saja sendiri ya..

Kawan, mari menjadi pembaca yang baik. Pembaca yang tidak pernah bosan. Pembaca yang tidak pernah malas. Pembaca yang tidak pernah menyerah. Pembaca yang kreatif. Maka, jika kita sudah menjadi pembaca dan membaca sudah menjadi kebutuhan hidup seperti kita butuh akan makanan dan minuman, insya Allah pengetahuan dan pemahaman kita akan meningkat. Jika pengetahuan dan pemahaman meningkat, sikap akan menjadi baik, harga diri naik, ibadah full semangat, dan profit pun akan didapat senilai ilmu yang kita sinergikan. Tapi itu hanya akan terjadi pada diri pembaca yang bertanggungjwab dengan ilmunya. Dalam arti lain, melakukan aplikasi, aktualisasi dan sinergi.

Oke kawan, sampai di sini dulu pembahasannya. Jika ada yang ingin share, meluncur saja ke www.menjadihebat.blogspot.com atau bisa kontak di email yusuf_awaludin85@yahoo.co.id  atau bisa juga di facebook youz_muzakkiy@yahoo.co.id.
Salam perjuangan terdahsyat...!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...