leafdoom.blogspot.com |
Bismillah…
Temen-temen,
Islam itu agama yang syumuliyah (komprehensif). Dari segala aspek
kehidupan Islam ada di sana, menuntun dan mengajarkan. Hal-hal fitrah seperti makan
dan minum, mandi, memakai pakaian, memakai sandal, bersin, menguap dan
lain-lain; tatacaranya diatur oleh Islam. Jika hal fitrah saja sudah ada aturan
bakunya, tentunya hal-hal seperti urusan syariah atau ibadah pasti terdapat jukak-juknisnya
di dalam al-Quran dan al-Hadits. Implikasinya, ketika segala urusan diatur oleh
Islam, kemudian kita menaati dengan keikhlasan hati serta kaifiyat yang shawab
(sesuai, benar), maka ada hadiah yang Allah siapkan berupa pahala di dunia dan
akhirat.
Oke! Dalam catatan
kali ini saya akan sajikan pembahasan tentang suatu perstiwa mendebarkan,
mengesankan dan bernilai sejarah tinggi bagi pengantin baru. Ya, pengantin
baru! Anda yang belum menikah, boleh saja membaca catatan ini, asal jangan
mengalami ketegangan atau korsleting ya? He...
Catatan ini saya
hadiahkan kepada Soulmate saya yang hari ini sudah berhijrah dari masa lajang
ke masa berumah tangga. Doi adalah Yopan Fauzi Nasrulloh yang menggenapkan
separuh jiwa bersama bidadari surgawi pilihannya yakni Arini.
Duh... kalau
menyimak cerita dan perjuangan cintanya, subhanallah... penuh perjuangan dan
haru biru. Keren deh kalau dijadikan sebuah novel pembangun jiwa dan yakin lah
pasti bakala laris manis novelnya.
To the
point, bagi pengantin baru hal yang menegangkan, membekas kenangan indah dan
berbuah pahala adalah “prosesi” malam pertama. Ini penting untuk di-management
agar selain indah juga mendapat ridha Allah SWT. Sekali lagi, ini khusus untuk
pengantin baru karena isinya –maaf– sedikit transparan dan bisa “berbahaya” dan
memprovokasi Anda yang belum menikah untuk segera menikah.
Baik,
bagaimana menjadikan malam pertama –selanjutnya disebut MP– indah plus penuh
brakah? Ini dia...
1. Membaca al-Quran Bersama
Keindahan malam pertama akan menyeruak di sudut-sudut kamar
pengantin jika dimulai dengan amal “pengursir setan” yakni membaca al-Quran. Kang
Yopan dan Teh Arini, ambillah Mushaf al-Quran, kemudian bacalah bergantian
sambil sesekali membenarkan bacaan jika terdapat kesalahan. Atau, pengantian
pria sebagai imam memulai bacaan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh pengantin
perempuan.
Ini murni
pendapat saya sebagai upaya untuk mendapatkan ketenangan hati sesaat sebelum
melangsungkan ibadah bersejarah itu. Dengan ketenangan, insya Allah apapun akan
berjalan mulus termasuk MP yang sedang kita bahas ini.
Mengenai keutamaan
membaca al-Quran saya kira Kang Yopan sudah paham. Jadi, saya tidak akan
berlama-lama dengan pembahasan etika dan fadilah membaca al-Quran.
2. Perbincangan Ringan
Sebelum memulai MP, alangkah baiknya pengantin berbincang
ringan. Isi perbincangannya tentunya sebagai tumpahan rasa syukur kepada Allah
atas karunia pernikahan ini. “Tidak menyangka ya kita bisa menikah. Subhanallah,
akhirnya perjuangan saya bisa bertepi di hatimu”. Kata-kata semacam ini akan
membuat pasangan pengantin merasa tersipu dan tentunya merasa sangat bahagia.
Dalam perbincangan
ringan, sampaikanlah pujian terhadap suami/istri Anda. Ungkapkan alasan Anda
kenapa memilih menikah dengan dia. Apakah itu kecantikan atau ketampanannya,
apakah itu ilmunya, apakah akhlaknya, atau apakah itu kesalehannya. Ini sebagai
bumbu penyedap sesaat sebelum ibadah bersejarah dilaksanakan.
3. Memegang Ubun-ubun Istri
Baik, ini langsung ke point penting. Setelah upaya no 1 dan
2, siap-siap untuk ibadah bersejarah itu. Duduklah berhadapan di atas ranjang
atau di lantai. Kemudian peganglah ubun-ubun istri dan ucapkan doa sebagaimana yang
diajarkan Nabi:
أللهُمَّ
إِنِّى أَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُبِكَ
مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan istriku dan kebaikan yang Engkau ciptakan
kepadanya dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau
ciptakan kepadanya.” ( HR. Abu Dawud dengan sanad Hasan dari Amr bin Syu’aib
dari ayahnya dari Nabi saw bersabda,” Bila salah seorang dari kalian membeli
seorang budak, hendaklah ia mengucapkan….hadis di atas)
4. Doa Jima
Seteah point nomor 3 dilakukan, bacalah doa ini
bersama-sama:
بِسْمِ
اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْناَ الشَّيْطاَنَ وَ جَنِّبِ الشَّيْطاَنَ مَا رَزَقْـتَـناَ
“Dengan
nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari syetan dan jauhkanlah syetan dari
anak yang akan Engkau anugerahkan kepada kami.”
5.
Foreplay
Sebelum
ke sesuatu yang lebih indah, lakukan foreplay atau warming up
atau pemanasan. Misalnya, seorang suami mengelus-elus rambut istrinya. Kemudian
lanjutan dengan memegang mesra pipinya. Kemudian menggerak-gerakkan jempol
tangan di bawah bibir di atas dagu istri. Lalu, pegang mesra dagu si istri
sambil dibumbui senyuman manis.
Selain itu, peganglah kedua tangan si
istri. Tatap! Dan, peluklah dengan mesra. Lalu, ucapkanlah lirih, “Subhanallah…
Ukhti betapa Allah menyayangi kita dengan ibadah ini”.
6.
Suami Berani Memulai
Setelah
foreplay dirasa cukup, maka suami haruslah yang paling berani memulai. Sekali lagi,
maaf ini sedikit fulgar. Beranikanlah diri untuk membuka pakaian istri
perlahan. Mulai dari kacning baju bagian atas, kemudian ke bawah. Setiap
selesai membuka satu kancing, tataplah wajah istri dan lemparkan senyuman
kepadanya. Terus demikian sampai teranggalkan pakaiannya.
Sampai di situ, berhenti! Sudah,
peluklah istri Anda dan ucapkan seperti ucapan tadi. Kemudian, beralihlah ke
bagian pakaian yang lain. Dan….. jika Anda sudah mulai menginginkannya,
segeralah Anda lakukan. Tanggalkan semua yang menghalangi pandangan Anda terhadap
istri Anda. Setelah itu, selamat menikmati… he…
7. Perlahan
Saja
Sekali lagi
maaf beribu maaf. Anda, suami, ketika melakukan penetrasi, lihatlah reaksi
istri Anda. Kalauia meringgis kesakitan, berhentilah sejenak. Kemudian tanya kenapa.
Setelah itu, mulailah kembali perlahan sampai istri merasa nyaman dengan
penetrasi Anda.
Teang saja, jangan buru-buru! Setelah itu,
selamat menimati… he…
8. Simbiosis Mutualisme
Dalam hubungan
intim, kedua pihak haruslah merasa puas. Dalam Ilmu Biologi, ini dinamakan simbiosis
mutualisme. Oleh karena
itu, suami yang biasanya duluan merasa puas, tidak lantas “berkemas” dan
mengakhiri. Tanya sang istri sudah puas belum. Kalau belum, tanya lagi,
inginnya bagaimana agar puas. Setelah itu, layani istri dan selamat menikmati...
he...
9. Finishing
Setelah kedua pihak merasa puas atau sudah mencapai
puncak kenimatan beribadah, proses terakhir adalah finishing. Hamdalah lah
bersama-sama. Kemudian, tentunya Anda tahu, harus bagaimana. Ya, bersihkanlah
segalanya. Kalau mau, kenakan lagi pakaian atau jika tidak berselimutlah
berdua.
Kemudian,
berbincanglah ringan. Dan, kecuplah kening, pipi, atau bibir istri Anda sembari
mengucapkan, “Terimakasih. Jazakillah istriku sayang. Aku mencintaimu karena
Allah dan di Jalan Allah.”.
Epilog
Hm.... tegang ya temen-temen? He... Sudah saya bilang,
ini khusus untuk pengantin baru atau pengantin bari alias yang sudah menikah. Kalau
Anda belum menikah, segeralah menikah agar 9 point yang saya catat ini bisa
Anda amalkan.
Inga...
inga... ini adalah ibadah. Jangan sembarangan ya... ada tata aturanbakunya. Dengan
begitu, ibadah ini selain indah dan nikmat, tentunya full barakah.
Khusus untuk
Kang Yopan dan Teh Arini, selamat menjalani hidup berdua. Perjuangan kalian
belum berakhir. Pasti akan banyak lika dan liku kehidupan yang kalian alamai. Hadapilah
berdua, pundak berdua lebih memperingan ujian hidup yang datang.
بارك
الله لك وبارك عليك وجمع بينكما فى خير
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...