Indonesia saat
ini sedang berkabung dengan berbagai musibah yang singgah silih berganti.
Banjir belum usai, gempa dahsyat terjadi. Akibat gempa belum terpulihkan,
gunung pun meletus. Selain itu, longsor, kebakaran hutan, kecelakaan lalu
lintas, dll. pun turut “mewarnai” bencana
yang datang.
Ada apa dengan Indoensia?
Pertanyaan ini harus dijawab. Karena, selama ini para tokoh bangsa hanya
mengaitkannya dengan gejala alam. Belum ada atau sedikit saja yang mengungkit
permasalahan sikap, nilai dan ketaatan dalam agama (baca: Islam).
Ya. Karena,
sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, pantas dan memang harus
ada evaluasi dalam sikap hidup beragama. Dasarnya sudah dipahami bahwa musibah
yang muncul adalah respon atas dosa dan maksiat kepada Allah. Selain itu,
musibah-musibah yang menimpa umat-umat terdahulu adalah karena sikap mereka
yang menentang dan tidak mau mengamalkan syariat agama Allah.
Nah, sekarang
silahkan dievaluasi oleh masing-masing, kira-kira dari keempat hikmah yang
dibahas sebelumnya, Indonesia berada di mana? Apakah musibah negara sebagai
ujian, peringatan, atau siksa? Wallahu a’lam. Hanya Allah yang tahu.
Selain negara yang harus dievaluasi, kita
pun mesti bermuhasabah diri. Barangkali kita sudah melalaikan ibadah, banyak
dosa dan maksiat kepada Allah, menjauhi sunnah dan menghidupkan bid’ah. Hal-hal
tersebut merupakan fasad (kerusakan) di muka bumi yang akan mengundang
musibah.
Mengiyakan hal tersebut, pernah terjadi
gempa dahsyat di jaman Umar bin Khatab. Lalu Umar melakukan “briefing” dan
menegaskan bahwa musibah ini tiada lain disebabkan oleh dosa dan maksiat.
Oleh karena itu, salah satu hal yang sangat harus dilakukan setiap kita
adalah beristigfar kepada Allah sesering dan sebanyak mungkin. Barangkali dosa
dan maksiat kita lah yang mengundang musibah itu. Sikap seperti ini sangat baik
daripada menuduh bahwa orang lah yang berbuat salah sehingga menyebabkan
musibah.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...