Kamis, 20 Juni 2013

BBM Naik, Rezeki Naik



Senin, 17 Juni 2013 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujui dan menetapkan APBN 2013. Ini menimbulkan reaksi yang beragam. Dan, yang paling keras kontranya adalah dari wong cilik. Kenapa? Ya, karena salah satu isi dari APBN itu adalah adanya kenaikan harga BBM sekitar 30% dan pemberian BLSM yang tidak merata (dari 29 juta penduduk miskin, yang akan kebagian hanya 15,5 juta jiwa saja) .
 
Reaksinya, hampir di seluruh wilayah Indonesia mulai dari masyarakat (kecil), mahasiswa, dan elemen yang lainnya menggelar demonstrasi menolak naiknya harga bahan bakar minyak alias BBM ini. Pasalnya, kenaikan harga BBM akan berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok. Ini jelas akan menyengsarakan rakyat kecil yang notabene untuk mencari sesuap nasi saja harus banting tulang perah keringat.

Kita tinggalkan pembahasan tentang ini. Karena,  yang pro dan yang kontra memiliki argument masing-masing. Yang menarik di sini adalah masalah keyakinan akan kehendak dan kekuasaan Allah terhadap segala sesuatu.

Kita meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi telah terskenario. Terima atau tidak, sabar atau berkeluh; tidak akan mengurangi alur skenario Allah. Artinya kehendak Allah itu mutlak, tidak bisa diganggu-gugat. Termasuk dalam hal ini, kenaikan harga BBM.
        
Permasalahan selanjutnya adalah apa kaitan keyakinan dan kehendak Allah dalam masalah ini? Nah, hal inilah yang akan kita bahas.

Kehendak Allah
Ada dua macam takdir, yaitu takdir yang berkaitan dengan usaha manusia, seperti takdir pintar adalah melalui belajar, takdir kaya adalah melalui upaya dagang, dan lain-lain; dan takdir yang tidak berkaitan de-ngan upaya manusia alias takdir mutlak atau mubram.
       
Namun, pada hakekatnya kedua takdir tersebut mengerucut kepada satu hal, yakni ketetapan Allah secara mutlak. Artinya, apapun yang terjadi baik atas usaha manusia maupun bukan, itu adalah kehendak Allah.
        
Kenaikan harga BBM yang sudah disetujui oleh DPR RI tempo hari (17/06/2013) merupakan contoh takdir yang berkaitan dengan usaha manusia yang pada hakekatnya adalah takdir mutlak Allah. Dengan demikian, sebagai muslim yang shalih kita harus memiliki sikap yang baik dalam menghadapi hal ini. Demo hanya sebagai upaya untuk menyatakan bahwa rakyat perlu solusi selain kenaikan harga BBM. Jika memang tidak ada solusi efektif, maka rakyat harus legowo.

Keyakinan
Loh kok tidak pro rakyat yang nulis ini? Maaf, tidak ada maksud sedikitpun untuk menyepelekan hal ini. Tawaran (baca: ajakan) agar kita legowo menerima keputusan pemerintah ini dasarnya tadi yakni semua atas kehendak Allah, dan keyakinan kepada Allah. Sekali lagi, muslim yang shalih siap dengan apapun keputusan dan kehendak Allah.
        
Apakah keyakinan yang dimaksud? Keyakinan kepada Allah yang dimaksud dalam hal ini adalah keyakinan bahwa Allah menjamin rezeki setiap makhluk yang diciptakan-Nya. Dalam al-Quran dijelaskan:
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Q.S. Hud [11]: 6).
        
Yang dimaksud binatang melata di sini adalah segenap makhluk Allah yang ber-nyawa. Dan, menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini adalah dunia dan tempat penyimpanan adalah akhirat. Menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam adalah tulang sulbi dan tempat penyimpanan adalah rahim.
        
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah memberi (menjamin) rezeki setiap makhluk sampai-sampai sampel yang digunakan dalam ayat tersebut adalah binatang melata. Binatang melata saja dijamin oleh Allah, apalagi kita, manusia? Benar kan? Pasti rezeki kita dijamin!

Berpikir Besar
Nah, sekarang sudah kita dapatkan titik terangnya bahwa rezeki manusia itu sudah pasti ada karena Allah yang memberi jaminannya. Jadi, sebenarnya ketika Allah menetapkan takdir bahwa BBM naik, maka Allah pun menetapkan ada rezeki untuk membelinya. Inilah yang saya sebut berpikir besar, luas dan berlimpah.
        
Berpikir besar, luas dan berelimpah ini maksudnya adalah memandang segala sesuatu dari berbagai sudut. Salah satu sudut yang paling harus digunakan adalah keyakinan akan keadilan Allah. Jika Allah menetapkan sesuatu, maka Allah menyiapkan sesuatu yang lain. Jika Allah menakdirkan bahwa harga BBM naik yang berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok, maka Allah sudah barang tentu menyiapkan rezeki bagi manusia untuk bisa membelinya. Rék naék sabaraha waé ogé, nu penting mah aya jang meulina. Begitu kira-kira yang akan keluar dari mulut orang yang berpikir besar.
        
Dari penjelasan ini, kita mendapatkan pelajaran tentang hidup yang optimis. Ya, hidup tanpa optimisme akan hampa belaka. Putus asa hanya akan memperburuk keadaan. Sepahit apapun takdir yang kita terima, harapan tidak boleh hilang. Kita boleh kehilangan pekerjaan atau apa saja, asalkan jangan kehilangan harapan dan optimisme. Siaaappp...??
        
Sekali lagi, mari hidup penuh optimis, harapan dan keyakinan. Allah selalu bersama kita. Jangan khawatir dengan kehidupan. Pasti akan ada jalan untuk keluar dari kesengsaraan, keterpurukan bahkan dari kekurangan.
       
 Wallāhu a’lam

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...