Senin, 17 Juni 2013 Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyetujui dan menetapkan APBN 2013. Ini
menimbulkan reaksi yang beragam. Dan, yang paling keras kontranya adalah dari wong cilik. Kenapa? Ya, karena salah satu isi
dari APBN itu adalah adanya kenaikan harga BBM sekitar 30% dan pemberian BLSM
yang tidak merata (dari 29 juta penduduk miskin, yang akan kebagian hanya 15,5
juta jiwa saja) .
Reaksinya, hampir di seluruh wilayah
Indonesia mulai dari masyarakat (kecil), mahasiswa, dan elemen yang lainnya
menggelar demonstrasi menolak naiknya harga bahan bakar minyak alias BBM ini.
Pasalnya, kenaikan harga BBM akan berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok.
Ini jelas akan menyengsarakan rakyat kecil yang notabene untuk mencari sesuap
nasi saja harus banting tulang perah keringat.
Kita tinggalkan pembahasan tentang ini.
Karena, yang pro dan yang kontra
memiliki argument masing-masing. Yang menarik di sini adalah masalah keyakinan
akan kehendak dan kekuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
Kita meyakini bahwa segala sesuatu yang
terjadi telah terskenario. Terima atau tidak, sabar atau berkeluh; tidak
akan mengurangi alur skenario Allah. Artinya kehendak Allah itu mutlak, tidak
bisa diganggu-gugat. Termasuk dalam hal ini, kenaikan harga BBM.
Permasalahan selanjutnya adalah apa
kaitan keyakinan dan kehendak Allah dalam masalah ini? Nah, hal inilah yang
akan kita bahas.
Kehendak Allah
Ada dua macam
takdir, yaitu takdir yang berkaitan dengan usaha manusia, seperti takdir pintar
adalah melalui belajar, takdir kaya adalah melalui upaya dagang, dan lain-lain;
dan takdir yang tidak berkaitan de-ngan upaya manusia alias takdir mutlak atau mubram.
Namun, pada hakekatnya kedua takdir
tersebut mengerucut kepada satu hal, yakni ketetapan Allah secara mutlak.
Artinya, apapun yang terjadi baik atas usaha manusia maupun bukan, itu adalah
kehendak Allah.
Kenaikan harga BBM yang sudah disetujui
oleh DPR RI tempo hari (17/06/2013) merupakan contoh takdir yang berkaitan
dengan usaha manusia yang pada hakekatnya adalah takdir mutlak Allah. Dengan
demikian, sebagai muslim yang shalih kita harus memiliki sikap yang baik dalam
menghadapi hal ini. Demo hanya sebagai upaya untuk menyatakan bahwa rakyat
perlu solusi selain kenaikan harga BBM. Jika memang tidak ada solusi efektif,
maka rakyat harus legowo.
Keyakinan
Loh kok tidak pro rakyat
yang nulis ini? Maaf, tidak ada maksud sedikitpun untuk menyepelekan hal ini.
Tawaran (baca: ajakan) agar kita legowo menerima keputusan pemerintah ini
dasarnya tadi yakni semua atas kehendak Allah, dan keyakinan kepada Allah.
Sekali lagi, muslim yang shalih siap dengan apapun keputusan dan kehendak
Allah.
Apakah keyakinan yang dimaksud? Keyakinan
kepada Allah yang dimaksud dalam hal ini adalah keyakinan bahwa Allah menjamin
rezeki setiap makhluk yang diciptakan-Nya. Dalam al-Quran dijelaskan:
وَمَا مِنْ
دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا
وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
“Dan tidak ada
suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rezekinya,
dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya.
Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Q.S. Hud [11]: 6).
Yang dimaksud
binatang melata di sini adalah segenap makhluk Allah yang ber-nyawa. Dan,
menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini adalah
dunia dan tempat penyimpanan adalah akhirat. Menurut sebagian ahli tafsir yang
lain maksud tempat berdiam adalah tulang sulbi dan tempat penyimpanan adalah
rahim.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa
Allah memberi (menjamin) rezeki setiap makhluk sampai-sampai sampel yang
digunakan dalam ayat tersebut adalah binatang melata. Binatang melata saja
dijamin oleh Allah, apalagi kita, manusia? Benar kan? Pasti rezeki kita dijamin!
Berpikir Besar
Nah, sekarang sudah kita
dapatkan titik terangnya bahwa rezeki manusia itu sudah pasti ada karena Allah
yang memberi jaminannya. Jadi, sebenarnya ketika Allah menetapkan takdir bahwa BBM naik, maka Allah pun menetapkan
ada rezeki untuk membelinya. Inilah yang saya sebut berpikir besar, luas dan
berlimpah.
Berpikir besar, luas dan berelimpah ini maksudnya adalah memandang segala
sesuatu dari berbagai sudut. Salah satu sudut yang paling harus digunakan
adalah keyakinan akan keadilan Allah. Jika Allah menetapkan sesuatu, maka Allah
menyiapkan sesuatu yang lain. Jika Allah menakdirkan bahwa harga BBM naik yang
berimbas pada naiknya harga kebutuhan pokok, maka Allah sudah barang tentu
menyiapkan rezeki bagi manusia untuk bisa membelinya. Rék naék sabaraha waé ogé, nu penting mah aya jang meulina. Begitu kira-kira yang akan keluar dari mulut orang yang berpikir
besar.
Dari penjelasan ini, kita mendapatkan pelajaran tentang hidup yang optimis.
Ya, hidup tanpa optimisme akan hampa belaka. Putus asa hanya akan memperburuk
keadaan. Sepahit apapun takdir yang kita terima, harapan tidak boleh hilang.
Kita boleh kehilangan pekerjaan atau apa saja, asalkan jangan kehilangan
harapan dan optimisme. Siaaappp...??
Sekali lagi, mari hidup penuh optimis, harapan dan keyakinan. Allah selalu
bersama kita. Jangan khawatir dengan kehidupan. Pasti akan ada jalan untuk
keluar dari kesengsaraan, keterpurukan bahkan dari kekurangan.
Wallāhu a’lam
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...