Setelah beberapa lama tidak
berolahraga “keras”, maksudnya olahraga yang benar-benar memerah keringat,
akhirnya tadi sore sekitar pukul 16.00 aku dan rekan-rekan Pemuda Persatuan
Islam Kota Tasikmalaya bermain futsal di lapangan indoor dekat SMA 4 Kota Tasikmalaya.
Pertandingan ini adalah ajang silaturahmi sekaligus seleksi pemain untuk
pertandingan ekshebisi ke Kabupaten Majalengka akhir Desember nanti.
Komposisi pemain yang “amburadul”
non-profesional, membuat pertandingan berjalan seru. Seru bukan karena
permainannya yang hebat tetapi gaya main yang benar-benar kaku plus dengan
teriakan-teriakan lucu dari hampir semua pemain. “kadieu.... oper....!!!”,
“Wah... aing mah....!!!”, “Tah... tajong...!!!”, dan teriakan-teriakan lainnya
yang tak kalah seru dan sarat semangat.
Apa yang terjadi setelah big
match berakhir? Wuih... subhanallah... badanku pegel-pegel. Perlu tukang pijat
nie... Ayo, adakah kawan-kawan yang siap memijatku dengan penuh kelembutan?
He... Walaupun begitu, tetap saja hati ini merasa senang karena selain banjir
keringat, banjir salam dan sapa hangat pun mempertegas bahwa kami ini adalah
bersaudara. Saudara seiman dan seperjuangan.
Tiga Pelajaran Berharga
Dari pertandingan ini, yang bisa
kuambil pelajaran ada tiga point.
Pertama, buat perencanaan. Seperti futsal yang
kami laksanakan tersebut adalah hasil dari perencanaan dan koordinasi seminggu
sebelumnya. Dalam kehidupan, buatlah rencana yang baik dan benar. Rencanakan
hidupmu dengan baik! Mau jadi apa kamu tahun depan, dua tahun ke depan, tiga
tahun ke depan, atau sepeluh tahun yang akan datang?
Ingat kembali bahwa rencana hidup
itu harus memenuhi lima syarat yang dirangkum dalam akronim SMART. Spesifik,
tidak terlalu global sehingga otak kebingunan dalam menentukan jalannya.
Measurable alias terukur dan tidak muluk-muluk. Antusiasm, penuh semangat,
tidak kalah melawan setiap tantangan apalagi kalah sebelum bertanding.
Realistic, menyesuaikan kemauan dengan kemampuan. Time-line, tidak
sekesampainya tapi tertuju pada satu titik waktu.
Kedua, kerjasama itu penting. Ini bisa
diaplikasikan dalam berorganisasi. Semua staf pimpinan berkerja sesuai dengan
amanah yang diembankan. Dan, pedoman dalam mengerjakan tugas sesuai fungsinya
biasanya tertulis dalam pedoman berorganisasi, dalam hal ini QA-QD (Qanun
Asasi-Qanun Dakhili), anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Maka, ketika
seluruh staf bekerja dalam bekerjasama mewujudkan cita-cita bersama, insya
Allah visi, misi dan tujuan organisasi akan tercapai.
Ketiga, sesuatu
hal atau pekerjaan yang sudah menjadi kebiasaan akan dengan sangat mudah
dikerjakan dan dipastikan tidak ada efek pada diri kita. Pelajaran ini
kudapatkan selepas mandi dan istirahat dari futsal. Badanku pegal-pegal. Aku nyadar
bahwa aku ini memang jarang berolahraga “keras”. Maka, biasakanlah sesuatu yang
baik agar yang baik ini mengalirkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Ini
pasti!
Demikian catatan ini kubuat,
untuk digunakan sebagaimana mestinya yakni sebagai bahan evaluasi diri dan
referensi bagi kawan-kawan yang mau mengambilnya sebagai bahan. Yang tidak mau,
aku tidak memaksa kok.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...