Selasa, 23 Oktober 2012

Menunggu, Pekerjaan Menyebalkan namun Bisa Berpahala



Menunggu, memang pekerjaan yang jemu dan mengesalkan. Tetapi, di balik kekesalan ini hendaknya kita menaruh pikiran positif bahwa teman-teman atau pihak yang menjanjikan waktu untuk pertemuan, misalnya, mengalami sesuatu hal yang menghambat kedatangan mereka tepat waktu. Maka, hati pun akan merasa plong, yang katanya sih, jika hati plong, maka rezeki pun akan plong.
  
Berbicara tentang “tepat waktu” nampaknya kita mesti belajar lagi kepada orang Jepang yang menurut informasi mereka apik menjaga waktu. Waktu adalah emas. Waktu adalah momentum mendapatkan keuntungan. Maka, tidak ada waktu yang tersia-siakan dalam kamus kehidupan mereka.
 
Namun jangan salah, Islam sudah jauh-jauh hari mengajarkan disiplin waktu. Di dalam al-Quran, Allah swt. banyak memulai surat dengan sumpah atas nama waktu. Surat al-‘Ashr menjadi salah satu surat yang paling dihafal sebagai ajaran pemanfaatan waktu.
وَ الْعَصْرِ. إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِى خُسْرٍ
“Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian.” (Q.S. al-‘Ashr [103]: 1-2).

Dari iformasi ayat tersebut secara jelas dan tegas Allah menyebutkan bahwa manusia itu rugi. Rugi yang benar-benar rugi. Lihat saja ayatnya, menggunakan double taukid (huruf inna dan lam taukid).

Namun, jangan kahwatir! Ternyata tidak semua manusia itu rugi. Ada ada orang yang tidak rugi alias beruntung, sukses, menang, dll.. Mereka adalah orang-orang beriman, beramal saleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran (lihat ayat ketiganya masih dalam surat al-‘Ashr).

Ajaran tetap sebagai ajaran. Tetapi, pada kenyataan hidup terkadang kita, muslim, lupa dalil sehingga amal pun jauh dari yang seharusnya. Seperti halnya ada dalil bahwa kebersihan itu sebagian dari iman, tetapi pada praktiknya kebersihan kurang terjaga di lingkungan kita. Pengetahuan (baca: dalil) tentang kebersihan ini nampaknya tidak mewujud menjadi amal konkrit. Begitu pula tentang waktu, banyak dalil namun sedikit amal.

Dalam realitas demikian, semoga kita tidak termasuk ke dalam kelompok yang menyia-nyiakan waktu. Sehingga, waktu yang terlewati benar-benar full manfaat. Ilmu bertambah, amal pun meningkat kualitas dan kuantitasnya.

Demikian tulisan singkat menjelang Rapat Tim Penyusun Soal Ujian Akhir Sekolah tingkat MI se-Kota Tasikmalaya di MI Yayasan Islam Kota Tasikmalaya.

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...