Menunggu,
memang pekerjaan yang jemu dan mengesalkan. Tetapi, di balik kekesalan ini
hendaknya kita menaruh pikiran positif bahwa teman-teman atau pihak yang
menjanjikan waktu untuk pertemuan, misalnya, mengalami sesuatu hal yang
menghambat kedatangan mereka tepat waktu. Maka, hati pun akan merasa plong,
yang katanya sih, jika hati plong, maka rezeki pun akan plong.
Berbicara
tentang “tepat waktu” nampaknya kita mesti belajar lagi kepada orang Jepang
yang menurut informasi mereka apik menjaga waktu. Waktu adalah emas. Waktu
adalah momentum mendapatkan keuntungan. Maka, tidak ada waktu yang
tersia-siakan dalam kamus kehidupan mereka.
Namun
jangan salah, Islam sudah jauh-jauh hari mengajarkan disiplin waktu. Di dalam
al-Quran, Allah swt. banyak memulai surat dengan sumpah atas nama waktu. Surat
al-‘Ashr menjadi salah satu surat yang paling dihafal sebagai ajaran
pemanfaatan waktu.
وَ
الْعَصْرِ. إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِى خُسْرٍ
“Demi waktu.
Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian.” (Q.S. al-‘Ashr [103]: 1-2).
Dari
iformasi ayat tersebut secara jelas dan tegas Allah menyebutkan bahwa manusia
itu rugi. Rugi yang benar-benar rugi. Lihat saja ayatnya, menggunakan double
taukid (huruf inna dan lam taukid).
Namun,
jangan kahwatir! Ternyata tidak semua manusia itu rugi. Ada ada orang yang
tidak rugi alias beruntung, sukses, menang, dll.. Mereka adalah orang-orang
beriman, beramal saleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran
(lihat ayat ketiganya masih dalam surat al-‘Ashr).
Ajaran
tetap sebagai ajaran. Tetapi, pada kenyataan hidup terkadang kita, muslim, lupa
dalil sehingga amal pun jauh dari yang seharusnya. Seperti halnya ada dalil
bahwa kebersihan itu sebagian dari iman, tetapi pada praktiknya kebersihan
kurang terjaga di lingkungan kita. Pengetahuan (baca: dalil) tentang kebersihan
ini nampaknya tidak mewujud menjadi amal konkrit. Begitu pula tentang waktu,
banyak dalil namun sedikit amal.
Dalam
realitas demikian, semoga kita tidak termasuk ke dalam kelompok yang
menyia-nyiakan waktu. Sehingga, waktu yang terlewati benar-benar full manfaat. Ilmu
bertambah, amal pun meningkat kualitas dan kuantitasnya.
Demikian
tulisan singkat menjelang Rapat Tim Penyusun Soal Ujian Akhir Sekolah tingkat
MI se-Kota Tasikmalaya di MI Yayasan Islam Kota Tasikmalaya.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...