Jumat, 19 Oktober 2012

OTAK KANAN vs OTAK KIRI



Kultus Otak Kanan
Banyak orang lebih menjagokan otak kanan sebagai wasilah sukses dan "mengkebiri" otak kiri sebagai biang kegagalan. Sehingga yang serba kanan adalah yang menang dan serba kiri adalah yang kalah.

Jika Anda melaju dengan kendaraan dan ingin menyalip dengan kecepatan tinggi, maka yang Anda gunakan adalah lajur kanan. Iya kan? Untuk urusan ini, benar. Tapi kalau di Eropa justru lajur kiri untuk menyalip. Hm….
 
Dalam bahasa Inggris, kanan itu berarti right, dan right itu artinya benar. Maka, yang serba kanan itu pasti benar. Benarkah demikian? Untuk yang ini, jawabannya 50:50. Bisa ya, bisa tidak. Kenapa? Ya, di Eropa itu kalau nyetir mobil, setirnya ada dimana hayo??? Di kiri kan? He…

Kemudian ada lagi ungkapan, golongan kiri itu banyak alasan, pemikir, terlalu timbang-rasa, sedangkan golongan kanan tidak banyak pikir, tidak mau banyak alasan. Ini pula masih “ambigu”. Loh kok ambigu? Ya, kalau Anda mau bisnis, terus Anda mau buat outlet, misalnya, bagaimana Anda harus membangunnya? Genting dulu baru ke bawah terus buat pondasi? Atau pintu dulu aja, lalu jendela, atap? Tidak kan? Yang benar adalah buat dulu pondasi sesuai rancangan, terus menyusun batu-bata, kusen, dst. hingga memasang genting. Artinya, pembangunan outlet Anda sifatnya linear tidak lateral. Loh kok yang ngaku golongan kanan, buat outletnya pake kebiasaan golongan kiri (linear)?

Kanan-Kiri Sama Saja
Menurut persepsi saya sebagai orang awam, otak baik itu yang kanan ataupun yang kiri, dua-duanya punya andil besar dalam kehidupan manusia. Tidak ada perbandingan 80:20 sebagaimana yang digembar-gemborkan di buku, pelatihan dan dunia maya.

Kalau memang harus ada perbandingan 80:20 antara otak kanan dan otak kiri, berarti Allah tidak sempurna menciptakan otak kiri? Iya kan? Lalu, mungkinkah Allah menciptakan sesuatu yang tidak ada atau kurang ada gunanya? Tidak lah, kawan. Tidak mungkin. Semua yang Allah ciptakan iu full hikmah.

Dalam sepakbola saja, sayap kanan dan sayap kiri harus seimbang kualitasnya. Menatang-mentang sayap kiri, dipasang pemain lapis tiga aja. Ga bisa begitu? Pincang dong permainan. Kalah dong nantinya?

Nah, begitu juga otak kanan dan otak kiri. Dua-duanya harus seimbang kualitasnya. Tidak boleh dianaktirikan salah satunya.

Ketika Anda mau menulis dengan gaya kanan, tidak linear, silahkan! Tapi Anda harus sadar bahwa, susunan kata itu mutlak harus linear. Misalnya, Anda menulis “bakso saya memakan”. Bahasa ini tidak benar karena ngacak, tidak nyusun, tidak linear. Yang benar adalah, “saya memakan bakso”. Menulis seperti ini (berurutan antara SPO), tentunya menggunakan otak kiri yang linear.

Dalam menulis paragraf pun ada yang dengan gaya induksi-deduksi atau deduksi-induksi. Benar kan? Inilah otak kiri.  Golongan kiri.

Jadi, jika Anda ngaku dan bangga sebagai golongan kanan, tetapi kerja Anda kerjanya golongan kiri, kenapa ini?

Banggalah dengan Otak Kanan dan Kiri
Dalam “majlis” ini, saya bukan bermaksud menyalahkan pengagum otak kanan, golongan kanan, tetapi hanya ingin sharing saja. Jangan menyepelekan otak kiri, golongan kiri! Karena tidak ada otak kanan jika tidak ada otak kiri. Begitupun sebaliknya.

Kedua otak, kanan dan kiri, bekerja sesuai fungsi masing-masing dalam kehidupan kita. Dalam satu detik otak kanan dan kiri bisa bekerjasama memunculkan ide dan gagasan. Otak kanan bervisualisasi, otak kiri menyusun konsep. Otak kanan berfantasi, otak kiri menyusun kisi-kisi.

Dalam ibadah pun, misalnya shalat, kedua golongan ini (baca: otak kanan-kiri) digunakan bersamaan. Tertibnya shalat dari mulai takbiratul ihram sampai salam, dikerjakan oleh otak kiri. Khusyu-nya shalat dari mulai membaca “Allahu Akbar” sampai mengucapkan “Assalamu’alaikum” dikerjakan oleh otak kanan.

Maka, muliakanlah keberadaan otak kita, yang kanan dan yang kiri. Caranya, gunakan kedua bilah otak tersebut secara adil dan beradab. Sekali lagi, Allah menciptakan keduanya adalah agar dioptimalkan dengan baik.

Wallahu a’lam.

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...