Minggu, 05 Desember 2010

Falsafah Hidup

Falsafah Pohon Kelapa
“Pohon kelapa adalah pohon yang bermanfaat bagi manusia dari mulai akarnya, batangnya, daunnya, dan buahnya. Akarnya biasa dibuat obat tradisional. Batangnya suka dijadikan kayu untuk bahan bangunan atau alat rumah tangga. Buahnya biasa dibuat berbagai aneka makanan dan minuman.”
Falsafah tersebut memberi pelajaran kepada kita bahwa sebagai muslim, kita mesti membawa manfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan agama. Manfaat yang dihasilkan adalah manfaat duniawi dan manfaat ukhrawi. Rasulullah saw. bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”  (Musnad Syihab al-Qadla’i)

Falsafah Air
“Air akan selalu mengalir melalui sungai menuju tujuan akhir ‘hidupnya’ yaitu laut. Walaupun ada yang menghalangi, air akan mencari jalan lain meskipun jalan tersebut sangat kecil. Ketika tidak ada lagi jalan, maka air akan membludak karena hanya satu di ‘benaknya’ yaitu sampai ke tempat tujuan.”
Sebagai manusia yang dibekali potensi luar biasa -ruh, jasad, dan akal-, kita mesti belajar pada air. Kita harus terus semangat menggapai tujuan yang kita ukir yaitu sukses besar dalam hidup. Ketika ada rintangan dan tantangan di tengah perjalanan menuju sukses tersebut, sikap kita janganlah menyerah atau berputus asa, tetapi majulah dan hadapi semuanya dengan optimis! Cari jalan lain menuju tujuan tersebut yang lebih cepat mengantarkan kita. Di sinilah kita dituntut untuk berpikir kreatif, inovatif dan efektif.
Rasulullah saw. bersabda:
إِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ
“Bersemangatlah terhadap sesuatu yang memberi manfaat kepadamu, berlindunglah kepada Allah dan janganlah kamu merasa lemah…” (H.R. Muslim).


Falsafah Kain


 “Kain adalah kumpulan dari benang-benang yang ditenun, baik melalui alat tenun canggih maupun tradisional. Harga kain bervariasai tergantung kualitas benang yang ditenunkan.”
Hidup itu kebersamaan. Kita tidak bisa hidup tanpa orang lain. Untuk mendapatkan sesuap nasi saja, kita butuh puluhan, ratusan bahkan ribuan orang. Sebelum jadi nasi, kita butuh beras dari penjual beras, penjual beras butuh beras dari para petani, petani memanen padi butuh peralatan tani, seperti sabit, sabit dibuat oleh tukang sabit, untuk membuat sabit tukang sabit perlu besi dari tukang besi, tukang besi butuh peralatan membuat besi, dan seterusnya.
Jadi, tidak mungkin manusia bisa hidup sendirian. Oleh karena itu, manusia disebut juga makhluk sosial. Makhluk yang memiliki insting untung berinteraksi dengan sesamanya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup demi kelestarian eksistensi manusia di alam dunia ini.
Falsafah kain juga memberi ibrah kepada kita untuk bersatu dan tidak berpecah belah. Kekuatan pribadi akan menjadi “gunung kekuatan” jika disatukan dalam sebuah jama’ah. Masing-masing individu berjuang menurut kecakapan hidupnya atau lebih dikenal dengan istilah profesionalitas kerja. Allah swt. berfirman:
 “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.“ (Ali Imran [3]: 103).

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...