Jumat, 10 Desember 2010

Zona Mujahadah Eksklusif

Ada tiga hal yang sering menghalangi laju mujahadah ilannajah alias struggle to success alias perjuangan menuju suksesnya seseorang. Tiga hal itu adalah menyesali masa lalu, mencemaskan masa depan dan kurang bersyukur dalam menjalani hari ini.


Tentang Masa Lalu

Masa lalu dalam bahasa Arab diibaratkan dengan kata madhi yang makna lainnya adalah “pedang yang tajam”. Muwafaqah (persesuaian) antara kedua makna dari kata ini dapat kita pahami bahwa masa lalu adalah masa yang telah selesai dilalui, sedangkan pedang salah satu fungsinya adalah memisahkan sesuatu yang satu dengan yang lainnya, atau memisahkan sebagian dari kesatuannya menjadi bagian tertentu, seperti memisahkan kepala dari tubuhnya alias memenggal. Mafhum-nya, kita tidak akan pernah bertemu lagi dengan masa yang telah dilalui, karena takdir kita saat ini dengan masa lalu telah terpisah jauh. Hari ini, ya... hari ini!

Masa lalu atau sejarah hidup sering memicu reaksi. Kadang memicu kebaikan dan kadang pula memicu keburukan. Pengalaman hidup yang baik, (seperti prestasi, keuntungan atau apresiasi dan lain sebagainya) akan memberi motivasi bagi seseorang untuk mengulanginya kembali, sedangkan pengalaman buruk -jika terus menerus dipikirkan- akan menimbulkan traumatik dalam diri dengan tingkatan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Lalu bagaimana menyikapi masa lalu tersebut? Seperti dalam peribahasa, the experience is the best teacher, maka otomatis masa lalu mesti disikapi dengan baik dan dipelajari dengan proporsional. Tidak berbangga hati dengan pengalaman yang baik dan tidak kecewa dengan pengalaman yang buruk. Kenapa? Ya.. kita kan berada di zona saat ini (sekarang), bukan berada di zona saat itu (masa lalu). Jadi saat inilah yang menentukan status kita.

Jangan biarkan masa lalu berlalu tanpa makna dan pelajaran yang berharga. Jika dahulu antum pernah mendapatkan prestasi yang baik, maka pelajari bagaimana antum mendapatkannya saat itu, lalu aplikasikan cara-cara itu di tempat antum berada saat ini agar prestasi itu bisa diraih kembali. Jika antum pernah remedial pada salah satu mata kuliah, maka ingat baik-baik bagaimana sikap belajar antum pada mata kuliah tersebut saat itu. So... change your self right now...! ubahlah dirimu sekarang juga...! Mengubah sikap, dengan tidak mengulangi apa yang pernah antum lakukan atau tidak antum lakukan saat itu agar mendapatkan nilai yang lebih baik saat ini.


Tentang Masa Depan

Setiap orang mempunyai visi dan misi dalam hidupnya. Setiap insan mempunyai obsesi dan cita cita di masa depannya. Dan pada akhirnya semua “ngotot” bekerja keras dan berupaya untuk meraih citanya tersebut.

Dalam mengukir masa depan ini kita perlu tenaga tenaga yang mampu mendorong untuk menyampaikan pada target yang telah direncanakan.

Lalu bagaimana kita mengukir masa depan yang gemilang...? Teman, banyak orang yang cemas dengan masa depan hidupnya, jadi apa nantinya... Sementara kita tidak punya apa apa untuk mendorong diri kita mencapai masa depan tersebut...

Jangan khawatir..... tak perlu mencemaskan terhadap sesuatu yang belum antum alami... untuk antisipasi, mari kita sharing tentang masalah ini. Tapi sebelumnya mari kita masuk ke zona saat ini, bukan kemarin bukan pula nanti, tapi... sekarang...! masa depan yang antum harapkan itu ukurannya hari ini. Jadi sukses itu dilihat bagaimana kondisi kita saat ini.


Mensyukuri Saat Ini

Rumus pokoknya, kita mesti bersyukur atas detik yang saat ini dialami. Lalu, masuki Zona Mujahadah Eksklusif (ZME). Setelah itu, dapatkanlah kemenangan di sela-sela mujahadah sebelum menemui target yang ditetapkan. It’s enough! Segitu aja? Yang benar aja, kawan? Simpel banget…! Begitulah jalan menuju kebahagiaan, very-very simplicity. Tetapi kebanyakan orang (semoga antum dan ana tidak termasuk, ya…) mempersulit diri dalam menjemputnya.

Mari kita fokus… Pertama, syukur. Esensi syukur yang paling penting adalah optimalisasi potensi yang dimiliki. Maka, temukanlah apa potensi yang dimiliki. Luangkan waktu sejenak untuk menemukannya. Dan, segera syukuri jika sudah ditemukan.

Nilai syukur yang cukup penting menurut Arvan Pradiansyah dalam bukunya The 7 Laws of Happiness adalah merasakan setiap moment yang saat ini tengah kita jalani. Ketika antum sedang minum, rasakanlah setiap tetes air yang membasahi tenggorokanmu. Ketika antum sedang beramal, nikmatilah setiap gerakan amal yang dilakukan. Itulah esensi syukur. Mengoptimalkan upaya saat ini pula.

Dikaji secara global, Zona Mujahadah Eksklusif atau ZME merupakan ruang perjuangan yang berbeda. Kata ruang digunakan sebagai representasi (perwakilan) dari segala fasilitas fisik, mujahadah berarti perjuangan dan eksklusif berarti berbeda karena kualitas aktivitasnya tinggi. Arti lugasnya, setelah bersyukur atas segala nikmat, bekerjalah dengan sungguh-sungguh menjemput target yang dikejar. Allah swt. berfirman, “Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku pun bekerja” (Q.S. Az-Zumar [39]: 39). Jadi, ZME adalah zona perjuangan menjemput masa depan dengan kualitas terbaik. Kualitas ibadah, kualitas sedekah, kualitas shalat, kualitas ucapan, kualitas kerja, kualitas relationship, kualitas doa, dll..

Terakhir, ada dua konsep menuju kesuksesan, yaitu bahagia dulu baru sukses dan sukses dulu baru bahagia. Bedanya, bahagia dulu baru sukses berarti merasa bahagia saat sedang berproses menjemput sukses (qana’ah) sehingga setiap detik setiap waktu di hatinya penuh dengan happiness walaupun secara materi duniawi serba kurang. Sukses dulu baru bahagia berarti setelah mendapatkan sukses baru akan bahagia. Proses membuatnya tidak bahagia, berkeluh kesah, sumpek dada. Nah, ada di mana kita, kawan? Semoga ada di konsep yang pertama. Bahagiakan diri dalam proses menuju sukses. Sukses dunia sukses akhirat (SDSA).

Temen, afwan ya, ana bukan hendak menggurui, karena ana pun masih perlu ilmu dan motivasi menjalani hidup ini. Ana mah share aja sama antum. Kalau-kalau ada yang salah tolong diingatkan, ya. Mari kita sama-sama berdoa, semoga Allah mengantarkan kita ke tempat terbaik menurut ilmu-Nya bukan menurut ilmu kita. Semoga kita menjadi manusia pilihan Allah yang ditempatkan dalam surga dunia-akhirat.

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...