Kamis, 26 Mei 2011

Akses Menuju Kebahagiaan Hidup

Seperti biasa, selepas menunaikan kewajiban (baca: kebutuhan) shalat shubuh, kususuri jalan menuju pasar tempat orang-orang mencari ma'isyah. Tujuanku tiada lain hendak "memetik" strawbery di etalase pedagang dengan password rupiah. Ternyata Abang penjual buah-buahan belum mendapat suply strawbery dari yang biasa mengirim.

Sampai ke ujung pasar, tak jua kudapati penjual strawbery. Ya.. apa boleh buat..? Aku pulang lagi ke rumah dengan tangan hampa.
 

Terbersit di pikiranku saat itu, seperti inilah kehidupan manusia di dunia. Dunia layaknya pasar tempat mencari keuntungan. Dan, ada dua macam orang dalam mencari asanya tersebut. Pertama, ada orang yang berhasil mendapatkan apa yang ia cari. Kedua, ada orang yang tidak memeroleh sesuatu yang ditargetkan. Namun, ada satu persamaan yang tidak bisa dipungkiri, kedua macam orang tersebut sama-sama akan pulang ke kampung halamannya, akhirat, dan mereka akan hidup kekal di dalamnya. Apakah kekal di surga ataukah kekal di neraka? Ini akan terjadi sesuai dengan kerjanya selama di dunia.

Akses Menuju Kebahagiaan
Mudah, murah, dan tidak memaksakan. Demikian ciri jalan menuju kebahagiaan dan kenikmatan hakiki, surga yang kekal nan abadi. Simpel saja, kunci menemukan surga adalah “taat”. Ya, cukup hanya dengan taat kepada aturan Allah dan Rasulullah, maka kita akan mendaptkan tiket masuk surga.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, ‘Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau’. Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah yang tidak mau masuk surga?’ Rasul menjawab, ‘Siapa yang taat kepadaku, dia lah yang masuk surga dan siapa yang bermaksiat kepadaku, maka sungguh dia lah yang tidak mau’.” (H.R. Bukhari).

Jadi, jelas lah bahwa hanya ada satu kunci surga, yaitu ketaatan. Urusan makan dan minum, misalnya. Rasulullah sudah memberikan aturan bahwa makan dan minum itu harus dengan tangan kanan, tidak boleh sambil berdiri dan sebelumnya membaca doa. Ketika kita makan dan minum dengan tangan kanan, sambil duduk dan sebelumnya membaca doa dengan dasar mengikuti perintah Rasulullah, berarti kita sedang taat. Dan, sekali lagi, taat adalah kunci surga. Jadi, dari cara makan dan minum yang sesuai petunjuk Rasulullah saja kita sudah mendapat kunci surga, apalagi dengan hal-hal lain yang lebih besar lagi.

Akses Menuju Kesengsaraan
Berdasarkan hadits di muka, neraka sebagai tempat kesengsaraan, kemelaratan, dan kesedihan hakiki, diuntukkan bagi siapa saja, termasuk umat Islam, yang bermaksiat kepada Rasulullah saw.. Maksiat berarti anonim dari taat. Simpelnya, maksiat adalah tiket menuju neraka.

Di samping itu, maksiat juga akan menjadi penghalang rezeki. Rasulullah bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ وَلَا يَرُدُّ الْقَدَرَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ
“Sesungguhnya seorang hamba diharamkan rezekinya (oleh Allah) akibat dosa yang menimpa dirinya. Takdir tidak akan bisa ditolak kecuali dengan doa. Dan, umur tidak akan bertambah kecuali dengan kebaikan” (H.R. Ahmad).

So, mari jauhi maksiat dan tetaplah taat. Dengan begitu, insya Allah kebahagiaan hakiki akan kita raih. Āmīn ya Rahmān.

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...