Rabu, 25 Mei 2011

Antara Pemenang dan Pecundang Kehidupan

Tasikmalaya, 25 Mei 2011

Menyusuri jalan selepas berkomunikasi intensif dengan Allah melalui Shubuh, aku menemukan inspirasi-inspirasi hidup yang berserakan. Salah satu di antaranya adalah kudapati seorang pemulung tengah berada di TPS sederhana, bergumul dengan sampah-sampah yang baunya menerobos lorong-lorong indra penciumanku. Gumamku saat itu, "Terus semangat Pak. Lebih baik berjuang menjadi pemenang kehidupan daripada berpangku tangan seperti pecundang yang tak tentu arah".

Di balik penatnya wajah itu kulihat ada oase kebahagiaan. Di balik raut muka yang “lusuh” itu kulihat ada kedamaian menyeruak.

Sahabat, akankah kita menjadi seorang pejuang yang berjuang di medan perjuangan sebelum sesutu yang diperjuangankan itu diperjuangkan orang lain dan akhirnya ending perjuangan itu pun milik pejuang lain yang berjuang? Atau kah kita berazam menjadi sosok hebat yang mampu meraih sesuatu yang ingin diraih sebelum yang diraih itu diraih orang kemudian kita menjadi bahagia atas raihan itu?

Life is choice. Hidup adalah pilihan dan setiap pilihan memiliki konsekuensi sebelum, ketika dan setelah dialami. Sebelum dialami, kita harus benar-benar mengerahkan tenaga, pikiran, kemampuan dan seluruh potensi yang dimiliki untuk menciptakan kondisi ideal yang diinginkan. Tak pernah ada sejarah, orang sukses menyerah. Orang sukses tidak pernah menyerah dan orang menyerah tidak pernah sukses.

Ketika perjuangan diupayakan, tetunya akan banyak tantangan dan hambatan yang menghalangi laju “kendaraan” suskes kita. Para pemenang adalah mereka yang siap menghadapi segala bentuk tantangan dan hambatan sehingga mereka bisa “menyulapnya” menjadi peluang untuk meraih kesempatan hidup bahagia.

Setelah perjuangan berakhir, siapkan mental untuk menyikapi hasil yang diraih. Ketika hasilnya berbanding lurus dengan harapan dan cita-cita, maka bersyukurlah atas hal itu. Syukur akan membuat pemenang lebih dicintai Allah dan ketika Allah mencintai para penyukur nikmat, Allah akan tambahkan nikmat-Nya kepadanya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Rabb-mu memaklumkan, ‘Sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (Q.S. Ibrahim [14]: 7).

Namun, ketika hasil yang dicita-citakan ternyata tidak terwujud, maka kesabaran dituntut terpelihara, sabar yang unlimitted. Sabar dalam arti bukan pasrah tanpa gairah justru orang sabar adalah orang yang siap berjuang kembali selepas berjuang, bagaimanapun hasilnya. Orang sabar disayang Allah. Orang sabar akan bersama Allah. Begitu indahnya hidup ketika Allah bersama menemani kita. Innallah ma’ash-shabirin (Q.S. al-Anfal [8]: 46).

Menangkanlah kehidupan ini, kawan! Janganlah menyerah dengan kondisi tersulit sekalipun. Insya Allah ada jalan yang bisa engkau tempuh. Selama nafas masih berhembus, selama jasad masih bisa bergerak, dan selama hayat masih dikandung badan, semuanya pasti mungkin. Dan mugkinnya itu tergantung kesiapan kita untuk memperjuangkannya.

Salam terdahsyat utuk para pemenang kehidupan…!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...