Jumat, 20 Mei 2011

Harry Van Yogya: Tukang Becak Penulis Buku

Hebat dan Salut. Itulah kata yang akan terucap ketika mendengar ada seorang tukang becak yang menjadi seorang penulis. Ini bukan fiktif tapi nyata.

Harry Van Yogya, demikianlah nama itu dipanggil. Kini nama Harry Van Yogya sudah terkenal ke seantero Indonesia. Pasalnya, ia adalah salah satu “keajaiban” yang membuat kita menggeleng-gelengkan kepala, tertakjub atas “ulah”-nya. Mas Har, demikian panggilan khasnya, merupakan seorang tukang becak gaul sekaligus penulis buku luar biasa.



Bukunya yang berjudul The Betjak Way telah berhasil diterbitkan oleh sebuah penerbit. Bagaimana ceritanya seorang tukang becak menjadi penulis?

Di sela-sela menanti pelanggan, ia kerap membuka laptop-nya. Seperti biasa, ia meng-update status di facebook dan tweeter, sekalian menuangkan gagasannya. Lama-lama, ia semakin akrab dengan dunia tulis-menulis. Dan, akhirnya terbesitlah ide untuk menulis sebuah buku.

Keinginannya tersebut bukan hanya sebatas mimpi, dengan keyakinan dan keuletannya, Mas Har akhirnya mampu merampungkan gagasannya dalam bentuk buku. Hebatnya lagi, bukunya tersebut, The Betjak Way, di-prolog-i oleh Wali Kota Yogyakarta. Itupun atas permintaannya melalui FB. 




Jauh sebelum ia menjadi seorang tukang becak, ia adalah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta. Karena memiliki problem finansial, Harry akhirnya menjadi tukang becak “kalong”. Ia beroperasi di malam hari. Sedangkan siang hari ia gunakan untuk kuliah. Tetapi, pada akhirnya, keterbatasan ekonomi membuatnya harus berhenti kuliah dan kini ia fokus di profesi barunya sebagai tukang becak.

Ketika ditanya oleh Deddy Corbuzer dalam salah satu program di TV swasta, tentang keinginannya ke depan, Harry Van Yogya hanya menjawab ia tetap ingin menjadi tukang becak. Ia ia merasa bangga dengan profesinya tersebut. Nampaknya, becak sudah menjadi sahabat perjuangannya yang begitu setia.


Pelajaran Berharga
Tidak ada yang tidak mungkin. Semuanya serba mungkin. Tekad yang kuat, perjuangan yang tak kenal meyerah, keyakinan yang terus terpelihara, akan menjadi jembatan penghantar keberhasilan dan kebahagiaan hidup. Selama nafas ini masih berhembus, kesempatan selalu terbuka lebar. Hanya saja, banyak manusia yang tidak mampu “melihat” realitas itu. Pada akhirnya, kesulitan mencapai impian benar-benar terjadi.

Dalam kehidupan ini berlaku hukum-hukum Allah atau sunnatullah. Di antaranya adalah causal law atau hukum kausalitas. Siapa menanam, ia lah yang akan memanen. Siapa berbuat ia lah yang akan mendapatkan akibat. Siapa berjuang, ia lah yang akan menang. Siapa malas, maka ia pula lah yang akan menanggung kesengsaraan.

Bangkit lah, berdiri, kemudian berlari mengejar cita-cita. Sekali lagi, tidak ada yang tidak mungkin. Semua pasti dapat diraih sesuai harapan. Semuanya pasti bisa diwujudkan sesuai impian. Semuanya pasti akan dicapai sesuai asa. Asalkan kita mau berjuang dengan keras, dengan cerdas, dengan tuntas dan dengan ikhlas.

Yakinlah bahwa Allah tidak akan membiarkan perjuangan seorang hamba nihil tanpa hasil. Semuanya akan berbalas kebaikan. Tinggal kita gunakan kacamata “Allah” dalam memahami realitas apapun yang terjadi. Insya Allah, di sana terdapat kebaikan yang melimpah.

Keep spirit...!!!

3 komentar:

  1. jadi, tdk ada kta malas & menyerah jikalau kita ada kemuan,, :-)

    BalasHapus
  2. hukum kausalitas dalam filsafat materialisme,sebab dan akibat,sesuatu bisa terjadi karena adanya sebab...salah satunya mengoptimalkan diri dalam meraih yang kita impikan.sesuatu tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau berusaha,andai terjadi hambatan itu hanya polemik sementara untuk menumbuh kembangkan potensi kita demi meraih apa yang kita cita-citakan.

    BalasHapus
  3. kalimat-kalimat menawan untuk menjadi pemenang...
    Hebat..!

    BalasHapus

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...