Bagi seorang muslim, kerja bukan saja
urusan mencari rezeki, tetapi ibadah yang wajib dilakukan. Apapun pekerjaannya
yang penting tidak melanggar syariat. Demikian prinsip utamanya.
Namun, adakalanya kerja keras berujung
pada hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Bahkan kelelahan kerap dirasa. Apalagi bagi si fakir,
kerjanya benar-benar memeras keringat dan membanting tulang sehingga lelah yang
dirasa tidak berbanding lurus dengan perolehan hasil. Padahal waktu yang
dimanfaatkan sama saja, 24 jam sehari. Kenapa hal ini bisa terjadi?
Ingat kawan, ada takdir bagi setiap
orang. Nah, ketika takdir yang terjadi tidak sesuai keinginan, tiada lain dan
tidak bukan, jurus jitunya adalah menerima dengan lapang dada. Setelah itu, menyempurnakan
ikhtiar dan bertawakal kepada Allah.
Karena kerja merupakan ibadah, maka
tidak selayaknya orang muslim menyerah dengan takdir. Justru ada kesempatan
meraup keuntungan lain selain materil. Tidak ada rumusnya orang beriman
mengeluh keterlaluan. Sebaliknya, orang beriman selalu saja menganggap
bagaimana pun hasil yang didapat, yang penting bisa digunakan untuk beribadah. Itu
saja.
Lelah yang dirasakan selepas kerja
keras, adalah lelah yang berbuah barakah. Bagaimana tidak, berangkat dari rumah
berbekal tawakal. Kemudian keluar rumah membaca doa. Sebelum berangkat pun ia
berpamitan, sun tangan dengan istri, mengucapkan salam sembari tersenyum. Lalu, melangkah dengan gagah. Ini kan
awal yang baik? Sedangkan awal yang baik merupakan ciri keberhasilan sejati.
Ibnu ‘Atha`illah dalam al-Hikam mengatakan:
مِنْ عَلاَمَةِ النُّجْحِ فِي النِّهَايَاتِ اَلرُّجُوْعِ إِلَى اللهِ فِي
الْبِدَايَاتِ
“Ciri
sukses di akhir perjuangan adalah kembali kepada Allah di awal perjuangan”
Nah,
jika di awal-awal sebelum bekerja kita sudah menjalankan tugas sebagai hamba
Allah, maka yang demikian itu adalah ciri bahwa kita akan mendapatkan
kesuskesan sejati di akhir perjuangan nanti. Insya Allah.
Sekali
lagi, kerja itu ibadah. Maka, buatlah awal, proses dan akhirnya menjadi ibadah.
Caranya, niat yang ikhlas hanya mengharap perhatian Allah mengawali pekerjaan. Dilanjut
dengan membaca basmalah dan doa. Kemudian selain keras, kerjanya pun mesti cerdas,
kreatif, dan inovatif. Hasilnya, syukuri dan otpimalkan untuk kebutuhan hidup
dan jangan lupa ada hak orang lain yang harus diberikan.
Selamat
bekerja keras secara ikhlas dan cerdas. Selamat menikmati pekerjaan. Dan,
selamat meraih barakah walaupun Anda harus berlelah-lelah.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...