Zuhud
merupakan pola hidup yang mesti diinternalisasi oleh setiap muslim. Terutama mereka
yang hidup dalam gelimang harta.
Pola
hidup sederhana. Demikian kongklusi dari zuhud itu sendiri. Dalam arti, siapapun
muslim hiduplah denga sederhana meskipun mampu untuk lebih. Meminjam istilah
Mas Amri, zuhud ini bisa dimaknai dengan “Semagat Fungsi”. Terbukti, Mas Amri memakai
handphone Nokia Jadul. Yang penting fungsinya masih bisa dimanfaatkan. Telpon-telponan dan
sms-an.
Kecuali
untuk urusan dakwah. Untuk dakwah mah, kita tidak boleh menggunakan fasilitas
yang biasa jika mampu mengadakan yang lebih. Kalau Anda mampu membeli laptop
atau netbook yang terbaru da tercanggih sebagai fasilitas dakwah, maka belilah
laptop ata netbook itu. Tidak usah berdalih dengan istilah zuhud, karena perjuangan
dan dakwah itu perlu sesuatu yang serba cepat dan hebat termasuk dalam hal
fasilitas.
Misalnya
Anda harus membuat slide presentasi untuk sebuah pengajian. Karena yang Anda adakan
adalah PC jadul yang super lelet, maka slide pun tidak bisa Anda selesaikan
dalam waktu yang cepat. Template-nya pun “ortodok” tidak secanggih yang saat
ini kita kenal. Oleh karena itu, untuk urusan dakwah, pendidikan dan lain-lain demi
kemajuan diri dan agama, gunakanlah fasilitas-fasilitas yang super canggih jika
memang mampu. Inilah zuhud yang hakiki.
Maka,
ada dua kesimpulan zuhud. Pertama, jika objek zuhud berkaitan dengan gaya atau
pola hidup, maka zuhud bisa dimaknai dengan kesederhanaan. Kedua, jika objek
zuhud merupakan hal ihwal yang berkenaan dengan perkembangan dakwah,
pendidikan, dll., maka zuhud boleh dimaknai dengan menyesuaikan dengan kondisi jaman.
Lagi musim laptop teranyar, maka gunakanlah laptop teranyar. Lagi heboh tentang
dunia blog, web, dll., maka meluncurlah dalam dakwah bil blog wal web. He...
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...