“Kimi, Aku Galau….” Demikian iklan menggambarkan
kegalauan.
Hidup itu penuh
duri ya kawan. Kita tidak selalu berada dalam garis tegak lurus. Terkadang kita
harus siap keluar track. Maksudnya, siap berada di keadaan yang tidak kita
inginkan. Salah satu diantaranya bernama GALAU.
Banyak hal yang
membuat kita galau. Finansial, rumah tangga, persahabatan, pendidikan, bahkan
urusan kebijakan negara pun bisa saja membuat kita galau. Lihat saja isu kenaikan
BBM yang mulai Januari 2012 sebenarnya sudah diekspose walaupun ternyata SBY
tidak jadi memutuskan BBM naik. Isu naiknya BBM ini membuat hati masyarakat
menjadi galau. Apa pasal? Ya, harga di pasar akan membumbung seiring naiknya
BBM. Lalu, jika terjadi inflasi seperti itu, bagaiamana masyarakat memenuhi
kebutuhan sedangkan pendapatan stagnan bahkan kurang. Pantas kan kalau galau?
Namun, bagi kita umat Islam, galau itu hanyalah keadaan yang tidak boleh terjadi dalam jangka waktu lama. Kenapa tidak boleh terjadi lama?
Galau itu wajar. Galau
itu manusiawi. Galau itu normal. Namun, jika galau itu menjadi hantu, ini yang
jadi masalah. Karena itu, umat Islam selalu punya jurus untuk mengusir
kegalauan hidup sehingga kegalauan tidak boleh alot menyinggahi.
Lalu,
apa saja jurus untuk menghilangkan kegalauan?
Tidak
banyak. Ada dua rumus jitu. Pertama, jauhi maksiat bersihkan hati dari
noktah-noktah dosa. Kedua, lebih dekat lagi dengan Allah. Dua rumus ini cukup
untuk sebagai solusi efektif menghilangkan kegalauan.
Menjauhi
Maksiat
Dalam
Islam, maksiat merupakan sumber keterpurukan, dunia dan akhirat. Di dalam hadits
pun dijelaskan bahwa Allah mengharamkan rezeki seseorang karena dosa yang
dilakukannya. Rezeki di sini bukan terpaku pada finasial saja, tetapi secara
global termasuk rezeki tenangnya hati dan tidak adanya galau.
Oleh
karena itu, ahli ibadah yang steril dari dosa dan maksiat selalu merasa nyaman
walaupun masalah hidup mendera bertubi-tubi. Yang namanya menjauhi dosa dan
maksiat, bahasa lempengnya disebut takwa. Sedangkan orang bertakwa selalu saja
mendapatkan solusi dari segala permasalahannya dan rezekinya melimpah (lihat
Q.S. ath-Thalaq [65]: 2-3!). logis, jika galau akan segera enyah dari kehidupan
orang bertakwa yaitu orang yang menjauhi segala dosa dan maksiat.
Dekat
dengan Allah
Allah
itu memiliki sedert nama yang baik. Diantaranya adalah Allah memiliki sifat “As-Salam”
yang berarti selamat dan menyelamatkan, “Al-Basith” yang berati Maha
Melapangkan, “Ash-Shabur” yang berati Mahasabar, dan lain-lain.
Nah,
orang yang dekat dengan Allah cencerung mewarisi sifat-sifat Allah yang lebih
dikenal dengan nama ASMAUL HUSNA. Ketika Allah bersifat selamat, maka kita pun
akan terselamatkan dari kegalauan. Ketika Allah memiliki besifat melapangkan,
maka hati kita pun akan lapang sehingga kegalauan akan tersapu angin dzikir. Ketika
Allah bersifat Mahasabar, maka kita pun akan mewarisi kesabaran sehingga
galaupun tidak betah tinggal berlama-lama di hati orang yang sabar.
Allohumma inni a'udzubikaminal minal hammi wal huzni......artinya ya Alloh aku berlindung kepadaMU dari KEGALAUAN (galau)dan kesedihan.... inilah doa dari nabi Muhammad agartidak galau dalam menjalani hidup.
BalasHapusTerimakasih atas share-nya... :)
Hapus