Sabtu, 07 Januari 2012

Ketekunan Membuat Sesuatu yang Biasa Menjadi Luar Biasa

Siang itu, selepas mengajar, aku menjemput istriku di Silaturahmi Daerah (Silatda) I Pemudi Persis Kota Tasikmalaya. Kegiatan yang ditemai dengan “Membangun Kebersamaan dalam Membina Ukhuwah” menyelenggarakan perlombaan, bazar, dan lain-lain. Dan, istriku ikut andil dalam perlombaan tahfizh Quran.
 
Sebelum aku dan istri pulang, kusempatkan melihat-lihat bazaar dan perlombaan yang sedang berlangsung. Ada kang Toni yang mangkal dengan jajakan baksonya. Aku pun mencicipi baksonya yang lumayan enak satu porsi saja. Harganya murah untuk ukuran bakso enak. Rp 6.000. Dijual dengan harga sahabat, jadi Rp 5.000. hm, Alhamdulillah...

Lagi enak-enaknya makan bakso, aku melihat ada buku Ar-Risalah karangan Ustadz Nashruddin Syarief. Masih segel ternyata. Aku pun hanya membaca komentar-komentar para tokoh yang menyiratkan konsensus tak langsung bahwa buku tersebut hebat dan bermanfaat bagi umat.

Salah satu komentar yang membuatku menarik datang dari seorang Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persis, Ustadz Tiar Anwar Bachtiar. Komentarnya begini, “Suatu karya tidak selalu lahir karena ide brilian dan otak cemerlang, tetapi juga karena ketekunan. Seringkali karena ketekunan pula hal yang biasa menjadi luar biasa”. Kalimat padat nan sarat makna di dalamnya. Ketekuanan. Itu dia kata kunci yang mutakhir.

Ada pantun motivasi dari negeri kepulauan Indonesia. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Demikian bunyi pantun tersebut. Ini pula salah satu hal yang perlu diinternalisasikan di dalam diri kita. Bahwa, jika kita ingin memeroleh sesuatu atau mewujudkan cita-cita dan harapan, maka ketekunan menjadi harga mati. Walaupun awalnya bersakit-sakit, tetapi jika tekun menjalani ikhtiar, maka bersenang-senang akan dirasakan di kemudian.

Jika merujuk pada pepatah Arab, ada kalimat singkat seperti berikut:
مَنْ جَدَّ وَجَدَ
“Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti ia dapat”

Pepatah ini un mengajarkan ketekunan dalam mengusahakan sesuatu. Maka, hasilnya adalah wajada, mendapatkan sesuatu yang diharapkan.

Bagiku, ada obsesi yang saat ini sedang diikhtiarkan. Aku ingin mampu berdakwah via tulisan. Yupz, via tulisan. Dalam hal ini adalah buku. Bahasa lempengnya aku berobsesi untuk menjadi seorang penulis buku. Tentunya buku yang bermanfaat dan berpengaruh di jagat ilmu. Dan, setelah membaca komentar dari Ustadz Tiar dalam buku Ar-Risalah karya Ustadz Nashruddin Syarief itu, semangat menulisku kambuh lagi. Termasuk semangat mengurus blog yang kubuat sejak tahun 2009 silam.


Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Aku yakin, dengan setiap hari membuat tulisan biasa dan sederhana, lama-lama tulisanku yang b iasa dan sederhana ini akan menjadi tulisan yang hebat dan luar biasa. Tidak berlebaihan kan jika aku memiliki keyakinan seperti ini? Hm, insya Allah tidak ya, kawan?


Kepadamu juga aku mengajak, jika kamu memiliki obsesi, ayo tekunlah dalam mengusahakannya. Patah arang bukanlah sikap para pemenang. Pustus asa bukanlah sikap para pejuang. Nanti jika sudah ada di titik puncak perjuangan, barulah kamu boleh merasa senang. Tetapi ingat pula bahwa syukur adalah sikap utama dalam menyikapi kejayaan dan sabar merupakan sikap terbaik ketika ujian melanda.

Salam Semangka...!!! Semangat Berkarya...!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...