Definisi Tasyabuh
Sebelumnya kita
perhatikan dulu hadits berikut:
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Siapa saja
menyerupai suatu kaum, maka ia tergolong kaum tersebut”. (H.R.
Abu Daud, Ahmad, Thabraniy).
Tasyabuh artinya
menyerupai. Tasyabuh yang dimaksud hadits tersebut adalah menyerupai sikap dan
perbuatam suatu kaum. Tasyabuh ada tiga macam, yaitu (1) tasyabuh yang
dilarang, seperti merayakan tahun baru, ulang tahun diri, dll., (2) tasyabuh
yang ibahah (boleh) seperti makan memakai sendok, mengenakan dasi, dll., dan
(3) tasyabuh yang wajib, yaitu tasyabuh kepada Rasulullah, orang shalih, dalam
hal beramal.
Jika dalam suatu
urusan terdapat unsur keyakinan atau ibadah suatu agama, lalu umat Islam latah
dan ikut-ikutan hal serupa dengan cara berbeda, maka itulah yang haram. Jika
murni hanya prosesi duniawi saja, ya sah-sah saja umat Islam mengikutinya. Yang
pasti jangan lalai dan berhura-hura. Ada yang lebih baik yang bisa digalakan.
Bagi-bagi rezeki, syukur, pendalaman dan perluasan pengetahuan, dll..
Al-Munaawiy
rahimahullah berkata:
وَقِيْلَ الْمَعْنَى: مَنْ تَشَبَّهَ
بِالصَّالِحِيْنَ وَهُوَ مِنْ أَتْبَاعِهِمْ يُكْرَمُ كَمَا يُكْرَمُوْنَ، وَمَنْ
تَشَبَّهَ بِالْفُسَاقِ يُهَانُ وَيُخْذَلُ كَهُمْ، وَمَنْ وَضَعَ عَلَيْهِ
عَلاَمَةَ الشَّرْفِ أَكْرَمُ وَإِنْ لَمْ يَتَحَّقَّقْ شَرْفُهُ
“Dikatakan maknanya adalah : barangsiapa yang
menyerupai orang-orang shaalih, maka ia termasuk orang yang mengikuti mereka.
Ia pun dimuliakan sebagaimana orang-orang shaalih itu dimuliakan. Barangsiapa
yang menyerupai orang-orang fasiq, maka akan dihinakan dan direndahkan
sebagaimana mereka (dimuliakan dan direndahkan). Dan barangsiapa yang
diletakkan padanya tanda-tanda kehormatan, ia lebih mulia meskipun
kehormatannya itu tidak kelihatan.”
Merayakan
Kemerdekaan Bangsa
Lalu, bagaimana
merayakan proklamasi kemerdekaan bangsa? Jawabannya boleh. Kenapa? Ultah
kemerdekaan tidak ada kaitan dengan keyakinan dan prosesi ibadah suatu agama.
Ini masalah kenegaraan dan kebangsaan. Yang penting, selama tidak ada unsur
kemaksiatan dan kesyirikan, sah umat Islam mengikutinya.
Mengucapkan
Selamat atas Hari Raya Agama Lain
Kemudian, hukum mengucapan selamat selamat atas prestasi atau kebahagiaan yang dirasakan
adalah boleh sekalipun kepada orang non muslim. Tapi, jika mengucapkan selamat
atas hari raya suatu agama, atau ucapan selamat ulang tahun meskipun sesama
muslim yang merayakannya, ini yang tidak boleh alias haram.
Tentang hal ini,
Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ فَإِذَا لَقِيتُمْ
أَحَدَهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ
“Dari
Abu Hurairah bahwa sanya Rasulullah saw bersabda “Janganlah kalian memulai
mengucapkan salam terlebih dulu terhadap orang Yahudi dan Nasrani, kalau kalian
berjumpa dengan mereka di jalan, maka persempitlah jalanya”.” (H.R. BUkhari-Muslim).
Sebagai muslim yang taat, janganlah kita
mengucapkan selamat kepada non muslim atas hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan
dan peribadatan mereka. Tasamuh (toleransi) itu bukan berarti harus mengucapkan
selamat apalagi ikut-ikutan dengan jargo kerukunan antar umat beragama (baca: plurasime).
Kesimpulan
Tasyabuh
yang dilarang adalah bertasyabuh kepada seseorang atau suatu agama yang
keyakinan dan peribadatan yang syirik. Di luar itu, boleh-boleh saja.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...