Kamis, 12 Januari 2012

Menghitung Mundur Kesuksesan


Ketika lampu hijau menyala, para pembalap itu pun segera memacu motornya masing-masing sekencang-kencangnya. Mereka berlomba untuk sampai di finish line pada posisi pertama. Dengan begitu, mereka mendapat kebanggaan dan kebahagiaan. Kenapa? Piala diraih, kocek bertambah, nama pun seketika terhormat. Predikat juara disandangnya sampai menjelang race selanjutnya.

Demikianlah tujuan para pembalap. Semuanya berpartisipasi dalam balapan agar menjadi yang tercepat sampai di garis akhir. Tetapi yang paling pokok adalah semua pembalap sampai di garis akhir. Ini sebenarnya hakikat lomba. Hanya saja, sampai di garis akhir ada yang tercepat, kedua tercepat, ketiga, keempat, kelima sampai paling bontot sampai. Namun, walaupun sampai paling bontot, cukuplah tujuan balapnya tercapai.

Dalam perjuangan mencapai sukses pun seperti itu. Ada yang cepat sukses. Ada pula yang sukses tapi waktunya lambat. Si Fulan, hanya dalam waktu enam bulan usahanya maju pesat, omset melesat, dan ia pun bahagia sangat. Yang lain, sudah jungkir balik, gagal datang bolak-balik, tulang dibanting, keringat diperas; tetapi sukses yang ia idam-idamkan baru diraih setelah sekian tahun bekerja. Namun, pada intinya ia sukses juga. Hanya waktu yang membedakan.

Sukses itu masalah waktu saja. Yang penting hari ini kita bekerja sekeras-kerasnya, secerdas-cerdasnya, dan seikhlas-ikhlasnya. Adapun gagal, anggap saja ban sepeda yang tertusuk duri. Kamu tambal ke tukang tambal ban, setelah itu kamu laju kembali sepedamu. Setelah beberapa saat melaju dengan sepedamu, akhirnya kamu pun sampai juga ke tempat tujuan. Iya toh? Sekali lagi, suskes itu masalah waktu. Yakinlah bahwa kamu akan sampai pada tujuan akhir.

Yang perlu dibutuhkan oleh para pejuang menuju sukses adalah kekuatan bertahan. Sejauh mana ia memiliki ketahanan ketika menghadapi tantangan dan badai perjuangan. Ingat kembali rumusan ini, “Orang suskes tidak pernah menyerah. Orang menyerah tidak pernah sukses”.

Selain bertahan, ia pun perlu memiliki kekuatan untuk melaju kembali dengan tenaga sisa. Gagal itu sukses yang tertunda. Benar. Tapi hanya bagi pejuang yang siap untuk melanjutkan perjuangan. Jika jatuh setelah dipukul KO, lalu tidak melanjutkan pertandingan, jangan harap ia mendapat kesuksesan. Gagal bagi orang seperti ini adalah kenyataan bukan pelajaran yang memecut dirinya untuk segera bangkit dan berlari.

So, hitung mundur kesuksesanmu...!!! Sambil menghitung, kokohkan kaki untuk melangkah. Sekali tertusuk duri. Bertahanlah. Lalu, langkahkan kembali kakimu. Niscaya kamu akan sampai di tujuan hidupmu.

Salam sukses sedahsyatnya...!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...