Ketika lampu hijau menyala, para
pembalap itu pun segera memacu motornya masing-masing sekencang-kencangnya. Mereka
berlomba untuk sampai di finish line pada posisi pertama. Dengan begitu,
mereka mendapat kebanggaan dan kebahagiaan. Kenapa? Piala diraih, kocek
bertambah, nama pun seketika terhormat. Predikat juara disandangnya sampai
menjelang race selanjutnya.
Demikianlah tujuan para pembalap. Semuanya
berpartisipasi dalam balapan agar menjadi yang tercepat sampai di garis akhir. Tetapi
yang paling pokok adalah semua pembalap sampai di garis akhir. Ini sebenarnya
hakikat lomba. Hanya saja, sampai di garis akhir ada yang tercepat, kedua
tercepat, ketiga, keempat, kelima sampai paling bontot sampai. Namun, walaupun
sampai paling bontot, cukuplah tujuan balapnya tercapai.
Dalam perjuangan mencapai sukses pun
seperti itu. Ada yang cepat sukses. Ada pula yang sukses tapi waktunya lambat. Si
Fulan, hanya dalam waktu enam bulan usahanya maju pesat, omset melesat, dan ia
pun bahagia sangat. Yang lain, sudah jungkir balik, gagal datang bolak-balik, tulang
dibanting, keringat diperas; tetapi sukses yang ia idam-idamkan baru diraih setelah
sekian tahun bekerja. Namun, pada intinya ia sukses juga. Hanya waktu yang
membedakan.
Sukses itu masalah waktu saja. Yang penting
hari ini kita bekerja sekeras-kerasnya, secerdas-cerdasnya, dan seikhlas-ikhlasnya.
Adapun gagal, anggap saja ban sepeda yang tertusuk duri. Kamu tambal ke tukang
tambal ban, setelah itu kamu laju kembali sepedamu. Setelah beberapa saat
melaju dengan sepedamu, akhirnya kamu pun sampai juga ke tempat tujuan. Iya toh?
Sekali lagi, suskes itu masalah waktu. Yakinlah bahwa kamu akan sampai pada
tujuan akhir.
Yang perlu dibutuhkan oleh para pejuang
menuju sukses adalah kekuatan bertahan. Sejauh mana ia memiliki ketahanan
ketika menghadapi tantangan dan badai perjuangan. Ingat kembali rumusan ini, “Orang
suskes tidak pernah menyerah. Orang menyerah tidak pernah sukses”.
Selain bertahan, ia pun perlu memiliki
kekuatan untuk melaju kembali dengan tenaga sisa. Gagal itu sukses yang tertunda.
Benar. Tapi hanya bagi pejuang yang siap untuk melanjutkan perjuangan. Jika jatuh
setelah dipukul KO, lalu tidak melanjutkan pertandingan, jangan harap ia
mendapat kesuksesan. Gagal bagi orang seperti ini adalah kenyataan bukan
pelajaran yang memecut dirinya untuk segera bangkit dan berlari.
So, hitung mundur kesuksesanmu...!!! Sambil
menghitung, kokohkan kaki untuk melangkah. Sekali tertusuk duri. Bertahanlah. Lalu,
langkahkan kembali kakimu. Niscaya kamu akan sampai di tujuan hidupmu.
Salam sukses sedahsyatnya...!!!
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...