Menjadi hal yang pasti bahwa setiap manusia menginginkan rezeki yang melimpah plus barakah. Rezeki apa yang diinginkan? Semua jenis rezeki. Material maupun non material. Harta, sehat, keluarga, sahabat, kebahagiaan, dan apapun yang membawa manfaat.
Ketika seseorang menginginkan rezeki melimpah, maka usaha menjemputnya menjadi suatuhal yang wajib ditempuh. Diam itu kunci penutup rezeki. Sebaliknya, bergerak menjemput bola bahkan menciptakan bola sendiri, adalah kunci pembuka pintu rezeki. Intinya, berusahalah sekuat tenaga untuk mendapatkan rezeki. Yang harus menjadi kayakinan adalah Allah sudah menetapkan rezeki bagia setiap makhluk bahkan dabbah (makhluk melata) sekali pun sudah ditetapkan rezekinya oleh Allah. Lalu, manusia? So pasti lah rezekinya ditanggung Allah. Wong manusia punya tugas dan amanah. Khalifah dan Abdullah.
Sobat, ada kunci rezeki yang cukup efektif, murah dan mudah. Apa itu? Hm, kunci rezeki itu bernama siaturahmi. Yupz, silaturahmi merupakan syariat yang korelatif dengan keberlimpahan atau tidaknya rezeki seseorang. Dipelihara, rezeki berlimpah. Diabaikan, rezeki pun mengabaikan kita.
Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hubungkanlah kasih sayang”. (H.R. Bukhari).
Lalu, bagaimana wujud silaturahmi itu?
Silaturhami berasal dari bahasa Arab. Dibangun dari dua kata yakni shilah yang berarti menyambungkan dan rahmi yang berarti kasih sayang. Jadi secara etimologi silaturahmi adalah menyambungkan kasih sayang kepada sesama.
Wujudnya banyak. Boleh dipahami sebagaimana masyarakat saat ini memahaminya dengan saling mengunjungi. Namun, bagaimana pun caranya yang penting tersambungnya kasih sayang kepada sesama. Dengan telepon juga bisa, sms-an boleh, surat-suratan, facebookan, e-mailan, atau apasa saja tergantung kemauan. Sekali lagi, dengan cara-cara itu, kasih sayang tersambung setiap saat.
Kita pahami, apa kaitan rezeki dengan silaturahmi? Logisnya begini, ketika kita berkunjung mislanya, kemudian ngobrol sana-sini. Tanya-tanya kabar, berbagi pengalaman hidup, sharing masalah, dan lain hal. Ketika kita bercengkrama, setidaknya tuan rumah akan menghidangkan suguhan. Minimalnya air segelas. Iya kan? Itu adalah rezeki.
Nah, di sela-sela ngobrol dan ngopi bareng, mungkin saja terbuka jalan rezeki. Ada peluang bisnis dibahas. Ada kesempatan untuk memulai dan mengembangkan usaha. Atau bisa saja tokcer kita diberi hadiah yang cukup besar. Siapa sangka ini terjadi? Yang jelas adalah, ketika kita bersilaturahmi dengan cara apapun yang baik, maka di saat itu pula kunci rezeki sedang kita putar di lubangnya. Tinggal kita dorong pintunya dengan usaha-usaha lain. Setelahitu, masuklah dan ambillah rezeki sesuka hati.
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...