Karena VD itu datangnya dari luar Islam, bahkan masih
diperbincangan kebenaran sejarahnya, maka sebagai muslim yang loyal, sejatinya kita
meninggalkan perayaan VD.
Mari berpikir logis saja. Cinta itu
kapan harus dibuktikan dan dirayakan? Bagaimanakah perayaan atas nama cinta
yang benar?
Baiklah. Cinta itu dibuktikan dan
dirayakan bukan menunggu moment. Cinta itu dibuktikan dan dirayakan setiap
saat. Kenapa? Karena adanya kita hari ini, menikmati detik demi detik, adalah
karena adanya cinta yang hakikatnya adalah dari Allah swt.. Maka, jika cinta
dirayakan pada suatu moment, katakanlah Valentine’s Day, itu tidak adil.
Lalu, bagaimana membuktikan dan
merayakan cinta? Jelas kawan, sebagai makhluk susila, manusia tentunya punya
mata hati dan nurani. Sinergis dengan fitrah cinta yang suci, mata hati dan
nurani ini menginginkan sesuatu yang murni. Oleh karena itu, membuktikan dan
merayakan cinta adalah dengan hal-hal yang suci, murni, agung, luhur. Tidak ada
maksiat di dalamnya. Tidak melanggar batas-batas agama.
Nah, tengok saja hari ini. Jika pembuktian
dan perayaan cinta itu melalui hal-hal bermau maksiat, sampai ada yang rela “menginfakkan”
kehormatannya, maka cinta itu tetap suci dan pelakunya lah yang kotor. Jika demikian
adanya, maka VD adalah sesuatu yang mesti dijauhi oleh seseorang yang
beridentitas muslim.
Sekali lagi, membuktikan dan merayakan cinta
itu everytime. Tentunya pembuktian dan perayaannya tidak berbau maksiat. Sejalan
saja dengan syariat Allah dan Rasulullah saw.. Buktikan dan rayakan dengan
kesalehan, peningkatan mutu diri, saling mengintrospeksi, saling berbagi
kebaikan, dll., sehingga kebaikan akan terus bertambah dan keburukan akan diminimalisir.
Buktikan dan rayakan cintamu setiap
saat...!!!
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...