Selasa, 29 November 2011

Manusia Merencanakan Allah Menentukan

Bukan manusia namanya jika tidak memiliki keinginan. Justru Allah mendesain manusia plus dengan syahwat yang sejatinya membuat manusia bertahan dalam kehidupan. Hanya saja syahwat ini mesti diarahkan kepada sesuatu yang fithrah, yaitu menyesuaikan syahwat dengan apa yang Allah gariskan dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw. sehingga syahwat bisa menjadi alat mendapat kepuasan dunia sekaligus memeroleh kebahagiaan akhirat.


Ingin menjadi orang sukses, ingin memiliki istri atau suami yang salehah, ingin memiliki anak yang cerdas dan shalih, ingin memiliki rumah pribadi, ingin memunyai kendaraan yang layak dan bisa diefektifkan, ingin ini dan ingin itu. Ini fitrah manusia. Maka, agar hal-hal tersebut menjadi alat kepuasan, kebaikan dan kebahagiaan, ikutilah aturan main yang Allah tetapkan.

Jadilah orang sukses yang mendapat harta dengan cara yang baik dan benar serta siap mendistribusikan hartanya di jalan Allah. Jadilah istri atau suami berakhlak islami yang mampu menghadirkan kepuasan, kebaikan dan kebahagiaan bagi pasangan. Jadilah anak yang shalih, berbakti kepada Allah dan orang tua. Milikilah rumah yang baik yang ramai dengan bacaan Quran, dzikirullah, kebaikan. Milikilah kendaraan yang bisa digunakan di jalan kebaikan. Dan, milikilah apapun yang ingin Anda miliki lalu jadikan hal tersebut sebagai alat untuk mendapat kebaikan hidup di dunia dan akhirat.

Sobat, ketika kita memunyai keinginan terhadap sesuatu, kita harus siap dengan apapun keputusan Allah. Syukur-syukur jika segala keinginan kita dikenankan Allah. Namun, jika Allah tidak atau belum mengabulkan apa yang diinginkan, bersabarlah menunggu atau bahkan melupakan. Tidak selamanya yang kita inginkan adalah yang terbaik untuk kita. Dan, Allah lebih tahu mana yang terbaik dan mana yang buruk bagi kita. Yang harus dilakukan adalah sesuaikan yang terbaik menurut kita dengan yang terbaik menurut Allah. Jadi, husnuzhan alias berbaik sangka kepada Allah adalah kunci dalam menghadapi realitas yang ambivalen dengan cita-cita. Ya... agar kita tidak kecewa keterlaluan.

Kongklusi dari semua ini tersusun dalam sebuah kalimat berikut:
اَلنَّاسُ بِالتَّفْكِيْرِ وَ اللهُ بِالتَّدْبِيْرِ
“Manusia hanyalah berpikir (merencanakan), tetapi Allah jualah yang menentukan”

Jelaslah, bahwa hanya Allah lah yang akan mengeksekusi segala bentuk keinginan kita. Jika kata Allah “Ya, Aku akan mengabulkan permintaanmu”, bersyukurlah kita dengan syukur yang benar. Tidak hanya mengucapkan alhadulillah, tetapi dibuktikan dengan amaliyah yang nyar’i. Jika Allah berkata, “Tidak. Ini tidak baik bagimu”, maka bersabarlah dan mintalah agar Allah memberikan sesuatu yang terbaik bagi kita.

Semangat mejalani kehidupan, Kawan...!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...