Rabu, 23 November 2011

Muhasabah Sakit

Melihat istriku rebah, rasanya hati ini hampa dan tak bergairah. Padahal bedrest-nya baru tiga hari. Ini pelajaran pertama bagiku. Melayani istri dengan penuh cinta dan kasih sayang. Padahal biasanya aku yang dilayani, he... Materi pembelajaran yang Allah berikan dalam perkuliahan di kehidupan ini. Hm... semoga saja bisa lulus.


Jadi terbayang, gimana ya nanti jika istriku melahirkan bayiku? Heu... aku nyuci pakaianannya lalu menjemurnya. Aku belanja, lalu masak. Aku beresin rumah dan seabreg pekerjaan rumah lainnya deh... Wah... bisa nggak ya?? Tapi ora opo-opo, aku siap berubah fungsi menjadi istri untuk sementara waktu. Semangaaattt...!!!

Berbicara tentang sakit, terkadang mindset mengarah hanya kepada diri sendiri sehingga rasa sakit yang dirasa semakin terasa hebat. Merasa paling sakit. Padahal jika kita mau membuka mata, ternyata banyak orang yang pada saat ini juga sedang merasakan sakit. Bahkan sakitnya lebih hebat dari diri kita. Ada yang harus dipapah pergi ke jamban, ada yang buang air di tempat tidur dengan pispot, mesti disuapi ketika hendak makan, ada yang makannya melalui selang, dll.. Kita masih lebih nyaman. Ke jamban bisa sendiri, makan masih merasa nikmat dan bisa sendiri. Maka, selayakanya kita menyelipkan kata syukur di balik sabar dalam ujian sakit ini.

Jika harus menghitung-hitung, banyak mana waktu sakit dan waktu sehat? Insya Allah semuanya menjawab lebih banyak sehat daripada sakit. Sekarang kita kalkulasi berapa harga nikmat-nikmat yang kita rasakan termasuk sehat?

Sekali bernafas manusia menghirup udara sebanyak 0,5 liter oksigen dengan asumsi kapasitas paru-paru adalah 0,5 liter. Dalam sekali nafas kandungan oksigen sebanyak 20% dari udara. Berarti sekali nafas manusia menghirup 0,1 liter.

Dalam satu menit rata-rata manusia bernafas sebanyak 15-18 kali. Jika diambil sampel 15 kali per menit, manusia menghirup oksigen sebanyak 1,5 liter dengan asumsi 15 x 1,5 liter.
membutuhkan Oksigen (O2) yang tersedia di apotek harganya Rp 25.000 per liter.

Kita hitung rata-rata kebutuhan manusia akan oksigen
  • 1 menit            : 0,1 liter x 15 kali       = 1,5 l
  •  1 jam               : 60 menit x 1,5 l        = 90 l
  • 1 hari               : 24 jam x 90 l             = 2.160 l
  • 1 bulan            : 30 hari x 2.160 l       = 64.800 l
  • 1 tahun           : 365 hari x 64.800 l   = 788.400 l
  • Misalnya umurku saat ini 26 tahun. Maka, saat ini aku telah menghabiskan 20.498.400 liter oksigen.
  • Harga oksigen di apotek sekitar Rp 25.000 per liter. Berarti selama ini oksigen yang aku hirup selama ini senilai Rp 51.246.000.000

Subhanallah... 26 tahun = Rp 51 Milyar

Jika dihitung dengan hal-hal lainnya, seperti darah, nitrogen, dll., berapakah nilai rupiah yang harus kita pesiapkan untuk membayar kepada Allah? Tetapi Allah memberi itu semua secara gratis. Lalu, nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan?

Berhitung selesai. Intinya aalah perbandingan sakit dan sehat lebih banyak sehatnya. Bahkan ketika sakit pun banyak nikmat yang tidak kita sadari.

Oleh karena itu, bertahanlah wahai istriku dalam menjalani sakitmu. Insya Allah engkau akan segera sembuh. Ingat kembali sabda Rasulullah:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلاَ تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
“Sesunggunya Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan penyakit dan obat, dan Allah menjadikan obat bagi setiap penyakit. Maka, berobatlah kalian tetapi janganlah berobat dengan yang haram” (H.R. Baihaqi).

لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ
“Setiap penyakit ada obatnya. Maka jika obat penyakit telah mengenai (penyakit), penyakit itu akan hilang dengan izin Allah” (H.R. Muslim).

Semangaaattt...!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...