Kamis, 08 Desember 2011

Karunghal: Mitos Pernikahan


Di masyarakat Indonesia banyak hal yang diyakini dan berkenaan dengan sesuatu yang irasional. Jika hal itu berkaitan dengan keyakinan agama, sangat perlu diyakini bahkan wajib karena ini masalah keimanan. Tetapi giliran hal yang diyakini itu tidak relevan dengan urusan agama (non keimanan), maka aku kira mindset-nya mesti diubah. Yang rasional-rasional saja lah.

Apa contohnya? Ya... seperti ada keyakinan bahwa jika ada yang karunghal (keduluan nikah sama adik [kepercayaan kebanyakan orang Sunda]) terutama kakak perempuan didahului nikah oleh adik perempuan atau kakak laki-laki keduluan nikah oleh adik laki-laki, maka survey membuktikan bahwa kebanyakan masyarakat meyakini si kakak itu akan kesulitan mendapatkan jodoh. Iya gitu? Hm... aku tak percaya. Loh kenapa sampeyan tak percaya?

Pokoknya aku tak percaya jika istilah runghal itu akan mempersulit jodoh bahkan menghilangkan jodoh. Alasannya banyak.

Pertama, nikah itu rahasia Allah. Tidak ada manusia yang mengetahui urusan Allah. Bahkan malaikat yang notabene dekat dengan Allah, tidak ada yang tahu seorang pun tentang urusan Allah kecuali jika Allah telah memerintah mereka untuk mengurus urusan-Nya. Seperti halnya urusan rezeki, walaupun rahasia Allah, tetap saja kita harus menjemputnya dengan kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas, dan tentunya kerja ikhlas. Maka, nikah pun demikian adanya. Meski nikah itu rahasia Allah, tetap saja mesti ada ikhtiar maksimal untuk mewujudkannya.

Kedua, banyak bukti nyata tentang kakak yang karunghal tetapi kemudian menikah dalam waktu yang dekat atau menunggu agak lama dari pernikahan adiknya. Jangan jauh-jauh, istriku contohnya. Ia adalah kakak perempuan (21) yang dirunghal oleh adik perempuannya (19). Keluarga sangat sedih melihat istriku didului nikah. Teman-teman dekatnya pun merasa agak khawatir dengan istriku. Mungkin mereka masih meyakini mitos karunghal. Tetapi apa yang dikatakan istriku kepada mereka? “Setiap orang itu pasti sudah ada jodohnya. Dan, adikku jodohnya lebih cepat dari aku. Menikah itu urusan Allah. Insya Allah teteh juga pasti akan menikah kok. Yakin.”, begitu tegas Rahmi Fauzi Rahim, calon istriku dulu.

Apa yang terjadi selanjutnya? Selang 5 bulan 15 hari dari pernikahan Fahmi, adik perempuan istriku, akhirnya Allah “menggiringku” untuk datang menjemputnya dan mempersuntingnya sebagai bidadari yang menemaniku dalam perjaungan, tepat di tanggal 25 September 2011.

Sebelumnya, kami menjalani proses dari mulai ta’aruf sampai pernikahan selama 114 hari. Wah... angka yang luar biasa menurut kami karena angka tersebut sesuai dengan angka jumlah surat dalam al-Quran yaitu 114 surat. Maka kami pun meyakini bahwa perjuangan kami membangun rumah tangga ini adalah karena bimbingan al-Quran. Alhamdulillah...

Akhirnya, pada tulisan ini aku hanya ingin menyampaikan bahwa mitos pernikahan yang bernama karunghal itu adalah benar-benar mitos yang harus dijauhi. Jangan khawatir jika Anda adalah bagian dari “golkar” maksudnya golongan karunghal bukan partai, he... Ini hanya masalah waktu saja. Segala hal itu pasti ada waktunya. Termasuk urusan pernikahan. Yakini ini, kawan...!!!

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...