Sudah jelas bahwa perayaan tahun baru merupakan prosesi yang murni bukan dari Islam. Lalu, ketika ada ritual tertentu yang tidak Islam ajarkan, kemudian dilakukan oleh seorang muslim, apa jadinya?
Begini saja, misalnya Anda seorang pemilik perusahaan. Anda membuat peraturan di perusahaan yang Anda miliki. Tiba-tiba ada seorang karyawan yang nyeleneh. Ia tidak mau ikut aturan yang telah Anda tetapkan. Dating ke kantor telat dan seenaknya. Pulang lebih awal dan kerjanya pun kurang bermutu. Bagaimana perasaan Anda? Apa yang aka Anda lakukan terhadap karyawan tersebut?
Geram dan kemudian menskors atau bahkan memberhentikannya. Saya kira sikap demikian akan terjadi pada diri Anda. Buka begitu?
Seperti itulah ilustrasinya, sahabat. Allah sudah membuat ketentuan bahwa Islam itu tidak mengajarkan Merayakan Tahun Baru. Ketika ada salah seorang umat mengamalkannya, dalam bentuk apapun, baik yang diakaitkan dengan content keagamaan, misalnya pengajian, apalagi yang sama sekali tidak ada kaitan dengan pengamalan agama, maka perbuatan demikian adalah bentuk ketidaktaatan kepada Allah swt.. Padahal sejatinya, seorang hamba itu wajib taat kepada Allah. Jika tidak murka lah Allah kelak.
Di samping merayakan tahun baru bukanlah ajaran Islam, banyak madarat yang sering menjadi fenomena tahun baruan. Misalnya membakar petasan, yang benar-benar menggangu orang yang sedang nyenyak tiru. Mengganggu orang merupakan perbuatan tercela menurut Islam. Misalnya juga ada yang pesta miras dan seks. Ini sudah benar-benar biadab. Parahnya, umat Islam lah yang banyak tertangkap melakukannya. Masya Allah. Ada pa ini?
Melalui tulisan kecil ini, saya sebagai umat yang Islam yang ingin Islam itu tetap murni seperti adanya ketika diajarkan Rasulullah kepada para sahabat, mengajak saudar-saudara muslim agar meninggalkan prosesi perayaan tahun baru. Masih banyak kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan lebih syar’i.
Sekali lagi, merayakan tahun baru itu tidaklah penting. Yang terpenting adalah membarukan terus hari-hari kita dengan kebaikan dan perbaikan diri. Itu saja sudah sangat cukup. Maka, Allah pun akan ridla kepada kita. Allah pun akan mengaruniakan kebaikan kepada kita. Aamiin...
0 komentar:
Posting Komentar
Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...