Sabtu, 03 Desember 2011

Nasi Goreng dan Organisasi

Nasi goreng adalah makan asli Indonesia terfavorit kedua di dunia setelah rendang dari Indonesia dan sebelum Sushi dari Jepang, Tom yum goong dari Thailand, Pad Thai dari Thailand, Dim sum dari Hongkong, Ramen dari Jepang, Peking Duck dari China, Papaya Salad dari Thailand, dan Massaman Curry dari Thailand. Kenapa ujug-ujug aku ngebahas nasi goreng? Hm... karena saat ini aku sedang makan nasi goreng sepiring berdua bersama istriku. He...


Namun yang paling menjadi perhatianku tentang nasi goreng adalah ia ada tidak berdiri sendiri tapi dibangun dari berbagai unsur makanan dan bumbunya. Ada nasi, ada garam, ada kecap, bawang merah, bawang putih, telur, daging, saus, mentimun, tomat, seladah, kerupuk, dsb.. Inilah yang menjadi perhatianku kenapa menulis tentang nasi goreng. Kelezatan nasi goreng adalah hasil dari kerjasama berberapa unsur tersebut. Itu dia keyword-nya

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk yang berada di zoon politikon, manusia memiliki ketergantungan kepada yang lain. Misalnya ketika merumuskan dan merealisasikan sebuah kegiatan organisasi, sangatlah sulit kalau masing-masing staf atau panitia berkerja sendiri-sendiri. Kemudahan dan kelancaran penyelenggaraannya salah satunya ditentukan oleh kerjasama yang apik antara semua unsur. Saling membantu, saling menyokong, saling memberikan masukan, dan saling melalkukan evaluasi merupakan bentuk kerjasama yang bisa mempermudah dan memperlancar agenda.

Secara global ada triple aksi yang bisa diupayakan oleh kita untuk mewujudkan program dalam sebuah organisasi yaitu planning, proccess dan evaluation. Maka, bekerjasamalah dalam membuat planning yang matang dan mantap. Gagal dalam merencakan sama saja dengan merencanakan gagal. Kemudian dalam mengeksekusi kegiatan juga mesti bekerjasama secara baik. Semua staf atau panitia berperan aktif menjalankan tugasnya masing-masing. Akan terlihat indah jika semua mengaplikasikan “sama-sama kerja dan bekerjasama”. Selanjutnya adalah bekerjasama dalam mengevaluasi kegiatan. Setelah kegiatan berakhir jangan sampai seluruh staf bubar begitu saja. Baiknya, beberapa saat setelah berakhirnya kegiatan atau pada waktu lain yang disepakati, lakukan evaluasi bersama-sama. Ini penting sebagai bekal dan pelajaran untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya.

Sebagaimana arti asal organisasi itu sendiri, memperankan tugas dan amanah yang diembankan merupakan sikap terbaik. Banyak di antara pelaku oraganisasi alias organisator yang kurang bertanggungjawab dalam menjalankan organisasi. Ia lari dari masalah. Lebih mementingkan diri ketimbang amanah umat. Staf seperti inilah yang menjadi parasut organisasi yang pada akhirnya memperburuk citra organisasi di mata masyarakat.

Sekali lagi, nasi goreng itu lezat karena ada kerjasama antar berbagai unsur. Maka, organisasi pun “lezat” jika dinahkodai oleh staf yang bekerjasama secara tanggungjawab.

0 komentar:

Posting Komentar

Mari meraih kebaikan dengan berbagi. Tinggalkan komentarmu kawan...